Singkawang (Antaranews Kalbar) - Pegiat seni budaya Dayak asal Kalimantan Tengah, Niko Putra Welat (49) akan ikut serta dalam perhelatan Festival Cap Go Meh, Jumat (2/3) mendatang.
"Kedatangan saya ke Singkawang hanya karena ingin ikut Cap Go Meh," katanya, di Singkawang, Rabu.
Hal itu dikarenakan, banyak dari komunitas yang menginginkan dirinya untuk ikut bergabung di dalam Festival Cap Go Meh Kota Singkawang.
"Apalagi event Cap Go Meh di Singkawang inikan sudah dikenal secara nasional, sehingga hati saya tergerak untuk bergabung di Singkawang," ujarnya.
Dia pun menilai, jika event Cap Go Meh di Singkawang sangat luar biasa. Karena melalui event ini bisa mempersatukan Kalimantan.
"Contohnya saya yang dari Kalteng saja datang, dan mungkin yang dari Jakarta juga banyak," ungkapnya.
Oleh sebab itu, budaya Cap Go Meh ini harus tetap dilestarikan, karena melalui budaya ini kita semua bisa bersatu.
"Apalagi zaman sekarangkan sangat rentan dengan intoleransi, sehingga melalui budaya ini diharapkan bisa menyatukan kita semua," harapnya.
Dia berpesan, kepada rakyat Indonesia, jangan mau dipecah belah oleh siapapun. Karena melalui budaya ini bisa mengeratkan rasa kesatuan dan persatuan.
"Meskipun kita tidak saling kenal, tapi melalui budaya ini kita bisa saling mengenal dan menyatu," pesannya.
Pria yang akrab disapa Abah Niko ini terhitung sudah lima tahun menjadi penggiat seni budaya dayak. Dia datang ke Singkawang bersama sang istri.
Dia juga sempat menyaksikan proses ritual buka naga di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang.
Pria ini sangat identik dengan seni budaya dayak Taboyan yang merupakan salah satu sub Suku Dayak di Kalimantan Tengah yang mendiami Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kedatangan saya ke Singkawang hanya karena ingin ikut Cap Go Meh," katanya, di Singkawang, Rabu.
Hal itu dikarenakan, banyak dari komunitas yang menginginkan dirinya untuk ikut bergabung di dalam Festival Cap Go Meh Kota Singkawang.
"Apalagi event Cap Go Meh di Singkawang inikan sudah dikenal secara nasional, sehingga hati saya tergerak untuk bergabung di Singkawang," ujarnya.
Dia pun menilai, jika event Cap Go Meh di Singkawang sangat luar biasa. Karena melalui event ini bisa mempersatukan Kalimantan.
"Contohnya saya yang dari Kalteng saja datang, dan mungkin yang dari Jakarta juga banyak," ungkapnya.
Oleh sebab itu, budaya Cap Go Meh ini harus tetap dilestarikan, karena melalui budaya ini kita semua bisa bersatu.
"Apalagi zaman sekarangkan sangat rentan dengan intoleransi, sehingga melalui budaya ini diharapkan bisa menyatukan kita semua," harapnya.
Dia berpesan, kepada rakyat Indonesia, jangan mau dipecah belah oleh siapapun. Karena melalui budaya ini bisa mengeratkan rasa kesatuan dan persatuan.
"Meskipun kita tidak saling kenal, tapi melalui budaya ini kita bisa saling mengenal dan menyatu," pesannya.
Pria yang akrab disapa Abah Niko ini terhitung sudah lima tahun menjadi penggiat seni budaya dayak. Dia datang ke Singkawang bersama sang istri.
Dia juga sempat menyaksikan proses ritual buka naga di Vihara Tri Dharma Bumi Raya Singkawang.
Pria ini sangat identik dengan seni budaya dayak Taboyan yang merupakan salah satu sub Suku Dayak di Kalimantan Tengah yang mendiami Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018