Pontianak (Antaranews Kalbar) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalimantan Barat, menyatakan siap mengganti beras program beras sejahtera (rastra) kualitas buruk seperti yang dikeluhkan oleh warga Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara.
"Jika ada masyarakat yang mengeluhkan timbangan kurang atau kualitas beras yang jelek bisa menyampaikan ke inspektorat. Tapi sesuai dengan pedoman, kami wajib menggantinya," kata Kepala Bulog Divisi Regional Kalbar, Sabaruddin Amrullah di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan pihaknya ditugaskan pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk menyalurkan program rastra, dan mengantar sampai ke titik distribusi. Di Pontianak, titik distribusi itu ada di masing-masing kelurahan.
"Untuk tim koordinasi tiap daerah adalah sekretaris daerah pemerintahan setempat, dan ada audit dari Inspektorat dan BPKP," ujarnya.
Ia menambahkan, jika kualitas dan timbangan kurang, kemungkinan dalam perjalanan karungnya bocor atau kualitasnya tidak pas lantaran dalam perjalanan basah karena hujan atau lainnya.
"Kami juga sudah menyampaikan ke masing-masing titik distribusi agar rastra langsung dibagi begitu beras datang, karena penyimpanan yang terlalu lama akan berpengaruh pada berat dan kualitas beras," ujarnya.
Baca juga: Warga Pontianak keluhkan kualitas beras rastra jelek
Karena menurut dia, jika di simpan di titik distribusi terlalu lama, maka beras biasanya disimpan di lantai, sehingga beras di lapisan paling bawah akan cepat rusak dan potensi gangguan tikus pun juga sangat besar.
"Selain itu, kami juga selalu sampaikan ke tim koordinasi tingkat camat dan kelurahan kalau ada beras yang tidak standar, baik berat maupun kualitas jangan dibagikan, dan kami siap menggantinya," ujarnya.
Ia menambahkan, jangan sampai barang atau beras yang sudah dipakai baru meminta penggantian. Sebagai antisipasi, dia sudah memberikan instruksi kepada kepala gudang agar berat rastra diisi net atau penuh, artinya berat 10 kilogram yang ditimbang, adalah beras sebelum masuk dalam karung.
"Kualitas beras juga harus sesuai standar medium, dan kalau ada keluhan tetap diganti," katanya.
Sementara itu, Ketua RT RT 01/RW 17, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Nurahman, mengatakan, ada sekitar 30 dari total 33 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima rastra di wilayahnya yang menerima beras dalam keadaan tidak layak.
"Berasnya berwarna hitam, berdebu, berkutu, berbatu dan bau. Padahal semestinya beras yang diterima adalah beras jenis medium, sehingga warganya minta Bulog mengganti beras yang tidak layak tersebut.
Selain itu, menurut dia, timbangan beras juga rata-rata berkurang atau tidak sampai 10 kilogram, tetapi hal itu dimaklumi warga, karena kekurangan itu bisa diakibatkan penurunan karung-karung beras yang menggunakan gancu.
"Kami sudah menyerahkan dua karung beras ke lurah sebagai sampel," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah lebih jeli dalam hal membantu masyarakat, jangan memberikan bantuan beras seperti itu, dan pihaknya meminta Bulog agar menarik atau mengganti beras yang tidak layak tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Jika ada masyarakat yang mengeluhkan timbangan kurang atau kualitas beras yang jelek bisa menyampaikan ke inspektorat. Tapi sesuai dengan pedoman, kami wajib menggantinya," kata Kepala Bulog Divisi Regional Kalbar, Sabaruddin Amrullah di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan pihaknya ditugaskan pemerintah melalui Kementerian Sosial untuk menyalurkan program rastra, dan mengantar sampai ke titik distribusi. Di Pontianak, titik distribusi itu ada di masing-masing kelurahan.
"Untuk tim koordinasi tiap daerah adalah sekretaris daerah pemerintahan setempat, dan ada audit dari Inspektorat dan BPKP," ujarnya.
Ia menambahkan, jika kualitas dan timbangan kurang, kemungkinan dalam perjalanan karungnya bocor atau kualitasnya tidak pas lantaran dalam perjalanan basah karena hujan atau lainnya.
"Kami juga sudah menyampaikan ke masing-masing titik distribusi agar rastra langsung dibagi begitu beras datang, karena penyimpanan yang terlalu lama akan berpengaruh pada berat dan kualitas beras," ujarnya.
Baca juga: Warga Pontianak keluhkan kualitas beras rastra jelek
Karena menurut dia, jika di simpan di titik distribusi terlalu lama, maka beras biasanya disimpan di lantai, sehingga beras di lapisan paling bawah akan cepat rusak dan potensi gangguan tikus pun juga sangat besar.
"Selain itu, kami juga selalu sampaikan ke tim koordinasi tingkat camat dan kelurahan kalau ada beras yang tidak standar, baik berat maupun kualitas jangan dibagikan, dan kami siap menggantinya," ujarnya.
Ia menambahkan, jangan sampai barang atau beras yang sudah dipakai baru meminta penggantian. Sebagai antisipasi, dia sudah memberikan instruksi kepada kepala gudang agar berat rastra diisi net atau penuh, artinya berat 10 kilogram yang ditimbang, adalah beras sebelum masuk dalam karung.
"Kualitas beras juga harus sesuai standar medium, dan kalau ada keluhan tetap diganti," katanya.
Sementara itu, Ketua RT RT 01/RW 17, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara, Nurahman, mengatakan, ada sekitar 30 dari total 33 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima rastra di wilayahnya yang menerima beras dalam keadaan tidak layak.
"Berasnya berwarna hitam, berdebu, berkutu, berbatu dan bau. Padahal semestinya beras yang diterima adalah beras jenis medium, sehingga warganya minta Bulog mengganti beras yang tidak layak tersebut.
Selain itu, menurut dia, timbangan beras juga rata-rata berkurang atau tidak sampai 10 kilogram, tetapi hal itu dimaklumi warga, karena kekurangan itu bisa diakibatkan penurunan karung-karung beras yang menggunakan gancu.
"Kami sudah menyerahkan dua karung beras ke lurah sebagai sampel," ujarnya.
Dia berharap, pemerintah lebih jeli dalam hal membantu masyarakat, jangan memberikan bantuan beras seperti itu, dan pihaknya meminta Bulog agar menarik atau mengganti beras yang tidak layak tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018