Pontianak (Antaranews Kalbar) - Anggota Komisi XI DPR RI G Michael Jeno mengatakan, dengan menguatnya Dolar AS terhadap Rupiah jangan sampai mempengaruhi dana transfer dari pusat ke daerah terutama untuk dana desa.

"Implikasinya banyak, apabila dolar sudah Rp14 ribu mempengaruhi APBN. Karena asumsi dolar APBN kita Rp13.400, ada selisih cukup besar Rp600 sehingga harus dibahas APBN perubahan. Dalam APBN Perubahan jangan sampai dana desa dikurangi," ujarnya di Pontianak, Rabu.

Terkait dana desa sendiri menurutnya dari sisi anggaran akan sulit meningkat dari sebelumnya karena akan dilakukan penghematan - penghematan dengan kondisi melemahnya Rupiah.

Baca juga: Legislator : Perkuat Pemahaman Empat Pilar Kebangsaan

"Kita akan berusaha jangan sampai penguruangan dana dena sebab dana desa implemataasi dan aksi dari nawacita pemerintah saat ini," papar dia.

Ia menyebutkan dengan penguatan dolar juga berpengaruh terhadap barang modal untuk produksi dalam negeri. Dengan demikian harga yang dihasilkan tentu ikut naik.

"Kita saat ini impor BBM dan harga BBM saat ini naik. Tentu itu akan menjadi beban APBN karena asumsinya berbeda dengan adanya kenaikan dolar," papar dia.

Baca juga: Legislator Dorong Mahasiswa Praktik 4 Pilar Kebangsaan

Sedangakan pada sisi ekspor dengan dolar As menguat akan sedikit memperbaiki kinerja ekspor terutama dari komoditas andalan seperti CPO, tambang, karet dan lainnya.

"Komoditas ekspor Kalbar pelan - elan saat ini harganya membaik. Itulah keuntugan dari penguatan dolar As. Secara umum pada prisipnya nilai tukar Rupiah harus terjaga dengan baik," papar dia.



 

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018