Pontianak  (Antaranews Kalbar) - Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Cornelis mengimbau agar masyarakat Dayak di Kalbar dan yang ada di setiap penjuru dunia bisa terus menjadi bagian dari pelestarian hutan yang ada di dunia.

"Selama ini masyarakat Dayak identik menggantungkan hidup dari hasil hutan yang ada di sekitar tempatnya tinggal. Untuk itu saya imbau, agar masyarakat Dayak untuk terus melestarikan hutan yang ada, agar bisa terus mempertahankan kelangsungan hidupnya," kata Cornelis di Pontianak, Senin.

Dia mengatakan, masyarakat Dayak dan masyarakat dari suku lainnya dipersilakan untuk bisa mengambil manfaat dari hasil hutan yang ada, namun jangan sampai merusak apa lagi melanggar ketetapan yang sudah di atur dalam UU.

"Demikian bagi masyarakat Dayak yang hidup dari hasil ladangnya. Jangan lagi berladang dengan berpindah-pindah, karena lahan pertanian yang dikelola dengan baik, justru bisa mendatangkan hasil yang lebih baik dari pada ladang berpindah," katanya.

Terkait dengan pelaksanaan Pekan Gawai Dayak ke-33 yang dilaksanakan di Kalimantan Barat, dirinya mengimbau agar masyarakat Dayak bisa ikut memberikan sumbangsih dalam meningkatkan hasil panennya, untuk mendukung ketahanan pangan Nasional.

"Saya mengharapkan masyarakat Dayak bisa ikut mewujudkan kemandirian pangan bagi Kalbar, sehingga yang kita makan bukan dari luar tapi dari hasil cocok tanam sendiri," tuturnya.

Berangkat dari masalah pangan di dunia yang kini terancam akibat tidak bisa diprediksinya iklim, Cornelis memaparkan, bahan pangan bukan hanya beras saja, Iklim di dunia sudah berubah, akibat gas rumah kaca sehingga panas bumi meningkat dan iklim tidak bisa diramal lagi oleh BMKG, semua stakeholder di dunia ini khususnya di Kalbar untuk mengawal kebijakan kebijakan pangan ini.

Maka kata Cornelis, perlu langkah nyata bagi seluruh yang berkepentingan, seperti cetak sawah yang sudah dilakukan pemerintah bekerja sama TNI, agar ditanami pangan.

"Kalau kita tidak laksanakan penanaman maka kebutuhan pangan terancam, karena penduduk dunia ini bertambah. Antara produksi pangan dan pertumbuhan penduduk tidak seimbang sehingga ancaman kelaparan bisa terjadi di mana-mana," kata Mantan Gubernur Kalbar dua periode tersebut.

 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018