Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kabupaten Sambas, Kalbar, Muhammad Yayan Kurniawan mengatakan pihaknya telah menerima surat resmi dari Kementerian Pertanian (Kementan) perihal pembatalan pemangkasan program hortikultura di daerahnya.

"Sebelumnya Kementan merencanakan pemangkasan program hortikultura sebesar 75 persen dari semula. Alhamdulillah dibatalkan," ujarnya saat dihubungi di Sambas, Rabu.

Ia menjelaskan untuk Kabupaten Sambas sendiri program hortikultura tersebut diarahkan untuk luas tanam 1.100 hektare.

"Dari 1.100 hektare tersebut diperuntukan bagi tanaman jeruk 1.000 hektare, cabai 75 hektar dan 35 hektar bawang. Bantuan untuk 1.100 hektare tersebut berkat kerja sama dan dorongan banyak pihak seperti anggota DPR RI Daniel Johan dan pemerintah daerah yang meminta untuk mempertimbangkan pemangkasan tersebut," jelas dia

Yayan berharap dengan bantuan yang ada nanti para petani dan semua pekerja yang terlibat memanfaatkan betul kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

"Memanfaatkan dengan baik bantuan yang ada nantinya untuk memajukan pertanian dan perkebunan Kabupaten Sambas. Sehingga bisa menghasilkan produk yang unggul dan berkualitas,"jelas dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mengatakan keputusan untuk membatalkan pemangkasan tersebut telah menenangkan hati petani di Kabupaten Sambas.

"Kami semua bersyukur karena nasib begitu banyak petani jeruk Sambas dan pekerja lainnya yang terlibat akhirnya terselamatkan dengan pembatalan pemangkasan tersebut," paparnya.

Daniel Johan juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Menteri Pertanian yang telah mau mendengarkan keinginan petani jeruk Sambas.

"Terima kasih yang dalam juga kepada Mentan yang mau memahami dan mendenggarkan suara para petani di Kabupaten Sambas," katanya.

Menurutnya dari data yang dihimpun lebih dari 20 ribu warga Kabupaten Sambas menggantungkan hidup mereka dalam mata rantai jeruk siam Sambas.

"Terdapat lebih dari 6.000 petani jeruk, kemudian 500 lebih pekerja pembibitan, lalu 10 ribuan buruh tani, ratusan penangkar buah jeruk, buruh angkut, pembuat peti jeruk, hingga angkutan yang bekerja dalam siklus mata rantai jeruk siam di Kabupaten Sambas," jelas dia.

Satu diantara penangkar jeruk, Karwadi yang juga anggota Kelompok Tani Jaya Sempadung turut mensyukuri pembatalan tersebut.

"Saya punya dua anak perempuan yang kuliah di Pulau Jawa, itu berkat dari usaha penangkaran jeruk. Kemarin saya sangat khawatir karena kabarnya akan dipangkas programnya. Saya takut kesusahan mencarikan biaya kuliah anak-anak,"ujarnya.

 

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018