Kuching, Sarawak (Antaranews Kalbar) - Penampil tertua di Rainforest World Music Festival 2018, Dona Onete, asal Brazil, yang kini berusia 80 tahun, siap membuat "gila" para penonton di ajang tahunan yang digelar Sarawak Tourism Board itu.
"Ini baru pertama kalinya saya ke acara ini, tapi saya yakin, penonton akan menjadi `gila` saat di panggung," ujar Dona Onete, yang duduk d kursi roda saat sesi wawancara bersama sejumlah jurnalis mancanegara di Sarawak Cultural Village, Kuching, Sarawak, Jumat.
Dona Onete merupakan satu dari puluhan artis internasional dari berbagai negara dan belahan dunia yang siap tampil di ajang Rainforest World Music Festival (RWMF) ke-21, 13 - 15 Juli 2018.
Dona yang dibantu seorang penerjemah menuturkan, ia punya salah satu resep untuk selalu tampil fit saat tampil. Yakni dengan memakan buah khas yang hanya tumbuh di kawasan Amazon, Brazil.
Buah tersebut biasanya dikonsumsi bersama ikan-ikan segar yang banyak terdapat di negara tersebut.
Oyme, grup musik asal Mordovia, Rusia, juga siap menampilkan musik tradisional yang menggabungkan berbagai musik lokal di negara tersebut.
Jenna, salah seorang personelnya mengatakan, selain musik tradisional, mereka juga menggabungkan dengan alat musik yang modern.
"Ada sisi ritual yang ditampilkan dengan instrumen tradisional rakyat Mordovia," kata Jenna.
Manajer Komunikasi Sarawak Tourism Board (STB) Gustino Basuan menambahkan, ada puluhan penampil di RWMF tahun ini.
Baik dari dalam negeri Malaysia maupun mancanegara. Dari lokal Sarawak seperti Danai Kuwai dan At Adau, dan SwarAsia Malaysia dan Sada Borneo, yang ikut dalam Asia Got Talent.
Sementara untuk penampil internasional, ada Grace Nono dari Filipina, Oyme dari Republik Mordovia di Rusia, Elisouma dari Kepulauan Komoro, Dona Onete dari Brazil, dan Slobodan Trkulja dan Balkanopolis dari Serbia.
Lalu, Bhungar Khan Company and Raghu Dixit Project dari India, Niteworks dari Isle of Skye, Kevin Locke dari Amerika Serikat.
Dari Indonesia ada Gayogayo, Combo Ginebra dari Chili, Alberto Marin dari Spanyol, Shanren dari China, Djeli Moussa Conde dari Guinea, Naedrum dari Korea, Warato`o dari Kepulauan Solomon, Yallah Bye! dari Tunisia dan Volosi dari Polandia.
Sejumlah penampil dalam satu grup juga berasal dari negara dan benua yang berbeda. Misalnya GuoGan&Aly Keita, gabungan dari China dan Pantai Gading, juga Cuatro Minimal yang beranggotakan musisi dari Meksiko, Korea dan Jepang, serta Arat Kilo dengan Mamani Keita & Mike Ladd dari Perancis, Mali dan Amerika Serikat.
Salah satu kegiatan favorit di RWMF adalah sesi interaktif bermain drum bersama 1drum.org & Friends, yang semakin banyak jumlahnya tahun ini. Termasuk yang bakal hadir adalah Chingay dari Penang, Malaysia.
Tahun ini juga akan ada film pendek dari berbagai subjek berbeda yang mencakup musik, seni serta isu-isu sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Ini baru pertama kalinya saya ke acara ini, tapi saya yakin, penonton akan menjadi `gila` saat di panggung," ujar Dona Onete, yang duduk d kursi roda saat sesi wawancara bersama sejumlah jurnalis mancanegara di Sarawak Cultural Village, Kuching, Sarawak, Jumat.
Dona Onete merupakan satu dari puluhan artis internasional dari berbagai negara dan belahan dunia yang siap tampil di ajang Rainforest World Music Festival (RWMF) ke-21, 13 - 15 Juli 2018.
Dona yang dibantu seorang penerjemah menuturkan, ia punya salah satu resep untuk selalu tampil fit saat tampil. Yakni dengan memakan buah khas yang hanya tumbuh di kawasan Amazon, Brazil.
Buah tersebut biasanya dikonsumsi bersama ikan-ikan segar yang banyak terdapat di negara tersebut.
Oyme, grup musik asal Mordovia, Rusia, juga siap menampilkan musik tradisional yang menggabungkan berbagai musik lokal di negara tersebut.
Jenna, salah seorang personelnya mengatakan, selain musik tradisional, mereka juga menggabungkan dengan alat musik yang modern.
"Ada sisi ritual yang ditampilkan dengan instrumen tradisional rakyat Mordovia," kata Jenna.
Manajer Komunikasi Sarawak Tourism Board (STB) Gustino Basuan menambahkan, ada puluhan penampil di RWMF tahun ini.
Baik dari dalam negeri Malaysia maupun mancanegara. Dari lokal Sarawak seperti Danai Kuwai dan At Adau, dan SwarAsia Malaysia dan Sada Borneo, yang ikut dalam Asia Got Talent.
Sementara untuk penampil internasional, ada Grace Nono dari Filipina, Oyme dari Republik Mordovia di Rusia, Elisouma dari Kepulauan Komoro, Dona Onete dari Brazil, dan Slobodan Trkulja dan Balkanopolis dari Serbia.
Lalu, Bhungar Khan Company and Raghu Dixit Project dari India, Niteworks dari Isle of Skye, Kevin Locke dari Amerika Serikat.
Dari Indonesia ada Gayogayo, Combo Ginebra dari Chili, Alberto Marin dari Spanyol, Shanren dari China, Djeli Moussa Conde dari Guinea, Naedrum dari Korea, Warato`o dari Kepulauan Solomon, Yallah Bye! dari Tunisia dan Volosi dari Polandia.
Sejumlah penampil dalam satu grup juga berasal dari negara dan benua yang berbeda. Misalnya GuoGan&Aly Keita, gabungan dari China dan Pantai Gading, juga Cuatro Minimal yang beranggotakan musisi dari Meksiko, Korea dan Jepang, serta Arat Kilo dengan Mamani Keita & Mike Ladd dari Perancis, Mali dan Amerika Serikat.
Salah satu kegiatan favorit di RWMF adalah sesi interaktif bermain drum bersama 1drum.org & Friends, yang semakin banyak jumlahnya tahun ini. Termasuk yang bakal hadir adalah Chingay dari Penang, Malaysia.
Tahun ini juga akan ada film pendek dari berbagai subjek berbeda yang mencakup musik, seni serta isu-isu sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018