Putussibau (Antaranews Kalbar) - Warga Binaan Pemasyarakatan Rumah Tahanan Kelas II B Putussibau, Kapuas Hulu Kalimantan Barat turut serta memecahkan rekor dunia dan rekor Muri Senam Poco - poco Nusantara 2018.
"Kita diharapkan menjadi pelaku sejarah rekor dunia untuk senam poco - poco, kita pertahankan budaya kita karena senam poco - poco miliknya Indonesia," kata Kepala Rutan Kelas II B Putussibau, Mulyoko kepada Antara, Minggu.
Dijelaskan Mulyoko, dikalangan lapas diikuti oleh 120 ribu dari 142 Rutan se - Indonesia, namun secara umum keseluruhan peserta sebanyak 65 ribu peserta yang di pusatkan di Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Ia mengatakan senam poco - poco nusantara itu program pemerintah melalui Kementerian Olahraga dan Kementerian Hukum dan Ham, sehingga Lapas juga ikut berpartisipasi.
"Untuk di Rutan Putussibau ada 60 peserta dari 162 warga binaan," jelas Mulyoko.
Dirinya berharap melalui senam poco - poco nusantara itu dapat menjadikan seni dan budaya Indonesia tidak di akui negara lain.
Karena menurut Mulyoko, senam poco - poco itu asli punya Indonesia yang harus di pertahankan.
"Kita harus mengenali budaya kita jangan sampai justru diakui sebagai budaya negara asing," kata Mulyoko.
"Kita diharapkan menjadi pelaku sejarah rekor dunia untuk senam poco - poco, kita pertahankan budaya kita karena senam poco - poco miliknya Indonesia," kata Kepala Rutan Kelas II B Putussibau, Mulyoko kepada Antara, Minggu.
Dijelaskan Mulyoko, dikalangan lapas diikuti oleh 120 ribu dari 142 Rutan se - Indonesia, namun secara umum keseluruhan peserta sebanyak 65 ribu peserta yang di pusatkan di Jalan MH Thamrin, Jakarta.
Ia mengatakan senam poco - poco nusantara itu program pemerintah melalui Kementerian Olahraga dan Kementerian Hukum dan Ham, sehingga Lapas juga ikut berpartisipasi.
"Untuk di Rutan Putussibau ada 60 peserta dari 162 warga binaan," jelas Mulyoko.
Dirinya berharap melalui senam poco - poco nusantara itu dapat menjadikan seni dan budaya Indonesia tidak di akui negara lain.
Karena menurut Mulyoko, senam poco - poco itu asli punya Indonesia yang harus di pertahankan.
"Kita harus mengenali budaya kita jangan sampai justru diakui sebagai budaya negara asing," kata Mulyoko.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018