Jakarta (Antaranews Kalbar) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi tektonik berkekuatan 7 SR yang mengguncang Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, pada pukul 18.46 WIB adalah gempa utama.

Jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik, yang berpusat pada koordinat 8,37 derajat LS dan 116,48 derajat BT pada kedalaman 15 km, berjarak 18 km timur laut Lombok Timur.

"Mengingat pusat gempanya relatif sama dengan gempa bumi yang terjadi pada 29 Juli 2018 maka BMKG menyatakan bahwa gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama atau main shock dari rangkaian gempa bumi sebelumnya," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu malam.

Gempa bumi ini menimbulkan kerusakan paling parah di Mataram, Lombok, dengan skala intensitas gempa VII MMI.

Sementara di wilayah Bima serta Denpasar dan Karangasem, Bali, skalanya lebih rendah berkisar V hingga VI MMI, artinya menimbulkan kerusakan ringan terhadap bangunan yang memiliki standar konstruksi tahan gempa.

Berdasarkan analisis BMKG, guncangan gempa juga dirasakan di sejumlah wilayah lain yaitu Kuta IV MMI serta Waingapu, Genteng, Situbondo, dan Malang dengan intensitas II hingga III MMI.

Guncangan gempa dengan skala intensitas II sampai IV MMI, menurut Dwikorita, seharusnya tidak menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tahan gempa.

"Faktanya gempa bumi ini bisa menimbulkan kerusakan yang lebih parah di Lombok dan sebagian wilayah Bali. Kami masih mengumpulkan laporan dari lapangan tentang kondisi kerusakan termasuk dari BPBD setempat," ujar Dwikorita.

BMKG mencatat sedikitnya 28 kali gempa telah terjadi dengan intensitas yang semakin berkurang.

Warga yang kondisi rumahnya sama sekali tidak mengalami kerusakan sudah diimbau kembali ke rumah, meskipun harus terus waspada dan tidak terpengaruh isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
 

Pewarta: Yashinta Difa

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018