Pontianak (Antaranews Kalbar) - BMKG Mempawah, Kalbar dalam pernyataan tertulisnya, menyatakan, kualitas udara di Kabupaten Mempawah dan Kota Pontianak serta sekitarnya, Selasa, mulai terpantau tidak sehat.
"Berdasarkan pantauan alat, kualitas udara di Mempawah, Kota Pontianak dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat," kata Kepala BMKG Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah.
Ia menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir curah hujan di wilayah Kalbar berada pada kategori bawah normal, sehingga jumlah titik panas semakin meningkat.
"Dengan kualitas udara yang tidak sehat tersebut, maka dapat mengganggu kesehatan terutama pernafasan," ujarnya.
Ia menambahkan, prospek curah hujan diprakirakan masih berkurang hingga akhir dasarian dua bulan Agustus 2018.
"Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, kalau pun tetap ke luar, maka sebaiknya menggunakan masker dan minum air putih yang cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Dian salah seorang Warga Pontianak Utara mengatakan, akibat semakin pekatnya asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) membuat jarak pandang semakin pendek terutama di pagi hari mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.30 WIB.
"Akhirnya, ketika akan mengantar anak sekolah, para pengguna kendaraan roda dua harus ekstra hati-hati, karena jarak pandang hanya beberapa meter saja," ungkap ayah dua anak tersebut.
Dia berharap, hujan segara turun, sehingga dampak musim kemarau, seperti Karhutla yang pasti berdampak semakin tebalnya asap bisa berkurang bahkan tidak ada lagi Karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Berdasarkan pantauan alat, kualitas udara di Mempawah, Kota Pontianak dan sekitarnya masuk kategori tidak sehat," kata Kepala BMKG Mempawah, Wandayantolis saat dihubungi di Mempawah.
Ia menjelaskan, dalam beberapa minggu terakhir curah hujan di wilayah Kalbar berada pada kategori bawah normal, sehingga jumlah titik panas semakin meningkat.
"Dengan kualitas udara yang tidak sehat tersebut, maka dapat mengganggu kesehatan terutama pernafasan," ujarnya.
Ia menambahkan, prospek curah hujan diprakirakan masih berkurang hingga akhir dasarian dua bulan Agustus 2018.
"Masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar ruangan, kalau pun tetap ke luar, maka sebaiknya menggunakan masker dan minum air putih yang cukup agar terhindar dari gangguan kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Dian salah seorang Warga Pontianak Utara mengatakan, akibat semakin pekatnya asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) membuat jarak pandang semakin pendek terutama di pagi hari mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.30 WIB.
"Akhirnya, ketika akan mengantar anak sekolah, para pengguna kendaraan roda dua harus ekstra hati-hati, karena jarak pandang hanya beberapa meter saja," ungkap ayah dua anak tersebut.
Dia berharap, hujan segara turun, sehingga dampak musim kemarau, seperti Karhutla yang pasti berdampak semakin tebalnya asap bisa berkurang bahkan tidak ada lagi Karhutla.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018