Pontianak (Antaranews Kalbar) - Kabut asap yang saat ini melanda Pontianak dikhawatirkan menganggu aktivitas wisata sehingga perlu perhatian serius, kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Pontianak (BP2KP), Moch. Rizal Razikan.
"Kabut asap sangat berdampak terhadap aktivitas wisata di Kalbar termasuk di Pontianak. Kabut asap yang terjadi akibat Karhutla yang hampir hadir setiap tahunnya harus menjadi perhatian," kata Rizal di Pontianak, Minggu.
Ia bersyukur saat ini aktivitas pernerbangan masih belum berdampak luas akibat kabut asap. Hanya saja sudah ada penundaan penerbangan pada pagi hari.
"Jika kabut asap pekat dan menjadikan jarak pandang penerbangan pendek maka itu bisa membuat penerbangan lumpuh. Kalau lumpuh itu akan sangat besar pengaruhnya bukan hanya wisata namun banyak lainnya," jelas dia.
Menurutnya kasus Karthutla yang ada harus ada penanganan serius dan ke depan harus ada pencegahan yang lebih masif.
"Ke depan harus ada ada pencegahan dari berbagai pihak. Saat ini juga harus diatasi dengan maksimal," papar dia.
Sampai saat ini dari data PHRI tingkat hunian hotel di Pontianak masih stabil yakni masih sebesar 56 persen.
"Semoga dampak kabut asap tidak melumpuhkan aktivitas wisata di kota khatulistiwa ini," harap dia.
Perlu penanganan serius terhadap kabut asap ?senada juga disampaikan Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar, Nugroho Henray Ekasaputra.
"Kabut asap saat ini berdampak terhadap penerbangan ke dan dari Pontianak. Itu juga tentunya juga secara langsung juga terhadap pariwisata," jelas dia.
Ia menambahkan kabut asap juga bisa mengurungkan niat atau rencana berwisata ke Kalbar. Sehingga hal itu akan berdampak pada penurunan angka kunjungan wisatawan ke Kalbar.
"Kita harapkan persoalan kabut asap ini segara dituntaskan. Perlu penindakan tegas pada para pelaku," jelasnya.
(KR-DDI/A025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Kabut asap sangat berdampak terhadap aktivitas wisata di Kalbar termasuk di Pontianak. Kabut asap yang terjadi akibat Karhutla yang hampir hadir setiap tahunnya harus menjadi perhatian," kata Rizal di Pontianak, Minggu.
Ia bersyukur saat ini aktivitas pernerbangan masih belum berdampak luas akibat kabut asap. Hanya saja sudah ada penundaan penerbangan pada pagi hari.
"Jika kabut asap pekat dan menjadikan jarak pandang penerbangan pendek maka itu bisa membuat penerbangan lumpuh. Kalau lumpuh itu akan sangat besar pengaruhnya bukan hanya wisata namun banyak lainnya," jelas dia.
Menurutnya kasus Karthutla yang ada harus ada penanganan serius dan ke depan harus ada pencegahan yang lebih masif.
"Ke depan harus ada ada pencegahan dari berbagai pihak. Saat ini juga harus diatasi dengan maksimal," papar dia.
Sampai saat ini dari data PHRI tingkat hunian hotel di Pontianak masih stabil yakni masih sebesar 56 persen.
"Semoga dampak kabut asap tidak melumpuhkan aktivitas wisata di kota khatulistiwa ini," harap dia.
Perlu penanganan serius terhadap kabut asap ?senada juga disampaikan Ketua Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Kalbar, Nugroho Henray Ekasaputra.
"Kabut asap saat ini berdampak terhadap penerbangan ke dan dari Pontianak. Itu juga tentunya juga secara langsung juga terhadap pariwisata," jelas dia.
Ia menambahkan kabut asap juga bisa mengurungkan niat atau rencana berwisata ke Kalbar. Sehingga hal itu akan berdampak pada penurunan angka kunjungan wisatawan ke Kalbar.
"Kita harapkan persoalan kabut asap ini segara dituntaskan. Perlu penindakan tegas pada para pelaku," jelasnya.
(KR-DDI/A025)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018