Pontianak (Antaranews Kalbar) - Pemerintah Kota(Pemkot) Pontianak mengimbau kepada seluruh instansi pemerintah dan swasta di kota itu agar memasang pohon manggar dalam rangka memperingati hari jadi Kota setempat ke-247 pada 23 Oktober 2018.
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat, mengimbau kepada seluruh instansi, baik pemerintah maupun swasta, sekolah-sekolah serta pelaku usaha untuk memasang pohon manggar di depan kantornya masing-masing.
Ia menjelaskan, pemasangan pohon manggar ini, selain untuk menyemarakkan hari jadi Kota Pontianak, juga untuk menanamkan rasa cinta dalam diri warga terhadap Kota Pontianak. "Dengan demikian, tumbuh kesadaran mereka untuk menjaga dan ikut membangun kota yang kita cintai ini," ujarnya.
Pohon manggar merupakan satu hiasan yang penting dalam acara keramaian masyarakat Melayu yang dibuat dari kertas warna-warni. Biasanya menggunakan bahan yang mengkilap.
Pohon manggar, lanjut Edi, merupakan salah satu tradisi masyarakat Melayu, yang dipasang ketika merayakan suatu acara seperti pernikahan atau perayaan besar lainnya.
Karena itu, pemasangan pohon manggar yang rutin dilakukan setiap menyambut hari jadi Kota Pontianak ini sebagai salah satu upaya melestarikan warisan budaya tersebut.
"Sehingga tidak hanya orang-orang zaman dahulu saja yang mengetahui pohon manggar, tetapi generasi millenial juga harus mengetahui apa makna pemasangan pohon manggar tersebut," katanya.
Ia juga mengimbau supaya dalam pemasangan pohon manggar dilakukan sebaik mungkin dan tidak dibuat asal-asalan. Apalagi, kata dia, pembuatan pohon manggar ini tidak memerlukan biaya yang besar sehingga siapa pun bisa memasangnya.
"Pasanglah pohon manggar dengan rapi, yang tahan dalam waktu beberapa lama supaya terlihat indah. Jangan sampai memasangnya asal-asalan, sehingga bukannya menambah keindahan, justru merusak pemandangan," ujarnya.
Pohon manggar bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Melayu di Kota Pontianak dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan Barat.
Pohon manggar ini biasanya selalu ada dalam acara pesta pernikahan dan berbagai acara hajatan lainnya yang sangat sulit terpisahkan, sebab keberadaannya dinilai sebagai bentuk tradisi masyarakat Melayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Jumat, mengimbau kepada seluruh instansi, baik pemerintah maupun swasta, sekolah-sekolah serta pelaku usaha untuk memasang pohon manggar di depan kantornya masing-masing.
Ia menjelaskan, pemasangan pohon manggar ini, selain untuk menyemarakkan hari jadi Kota Pontianak, juga untuk menanamkan rasa cinta dalam diri warga terhadap Kota Pontianak. "Dengan demikian, tumbuh kesadaran mereka untuk menjaga dan ikut membangun kota yang kita cintai ini," ujarnya.
Pohon manggar merupakan satu hiasan yang penting dalam acara keramaian masyarakat Melayu yang dibuat dari kertas warna-warni. Biasanya menggunakan bahan yang mengkilap.
Pohon manggar, lanjut Edi, merupakan salah satu tradisi masyarakat Melayu, yang dipasang ketika merayakan suatu acara seperti pernikahan atau perayaan besar lainnya.
Karena itu, pemasangan pohon manggar yang rutin dilakukan setiap menyambut hari jadi Kota Pontianak ini sebagai salah satu upaya melestarikan warisan budaya tersebut.
"Sehingga tidak hanya orang-orang zaman dahulu saja yang mengetahui pohon manggar, tetapi generasi millenial juga harus mengetahui apa makna pemasangan pohon manggar tersebut," katanya.
Ia juga mengimbau supaya dalam pemasangan pohon manggar dilakukan sebaik mungkin dan tidak dibuat asal-asalan. Apalagi, kata dia, pembuatan pohon manggar ini tidak memerlukan biaya yang besar sehingga siapa pun bisa memasangnya.
"Pasanglah pohon manggar dengan rapi, yang tahan dalam waktu beberapa lama supaya terlihat indah. Jangan sampai memasangnya asal-asalan, sehingga bukannya menambah keindahan, justru merusak pemandangan," ujarnya.
Pohon manggar bukanlah hal yang asing bagi masyarakat Melayu di Kota Pontianak dan beberapa daerah lainnya di Kalimantan Barat.
Pohon manggar ini biasanya selalu ada dalam acara pesta pernikahan dan berbagai acara hajatan lainnya yang sangat sulit terpisahkan, sebab keberadaannya dinilai sebagai bentuk tradisi masyarakat Melayu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018