Jakarta (Antaranews Kalbar) - Wakil Kepala Rumah Sakit Polri Tingkat I Raden Said Sukanto Komisaris Besar Polisi dr Hariyanto mengatakan sebanyak 82 penumpang telah teridentifikasi hingga hari ke-15 pesawat Lion Air PK-LQP JT 610 jatuh di Tanjung Pakis, Karawang.
Dari jumlah itu, 62 diantaranya berjenis kelamin laki-laki, 20 sisanya perempuan.
Khusus Senin sore, hasil sidang rekonsiliasi dari berbagai divisi di RS Polri Kramat Jati telah mengidentifikasi tiga penumpang dari tiga kantong jenazah berbeda,kata Kombes dr Hariyanto.
Tiga jenazah itu, diantaranya Shandy Johan Ramadhan (27), Deryl Fida Febrianto (22), dan Firmansyah Akbar (42). Ketiga penumpang itu berjenis kelamin laki-laki, dan teridentifikasi melalui hasil pemeriksaan DNA.
Jumlah penumpang yang teridentifikasi Senin sore terbilang lebih sedikit dibanding hari sebelumnya, mengingat proses pemeriksaan dan pencocokan membutuhkan waktu panjang.
Wakil RS Polri itu menjelaskan, tim DVI membutuhkan data profil DNA yang lengkap untuk mengidentifikasi penumpang. Jika hasil profil DNA tidak lengkap, maka tim pemeriksa akan mengulang proses identifikasi yang berlangsung empat-delapan hari. Di samping pemeriksaan DNA, tim DVI RS Polri juga melakukan pemeriksaan sidik jari dan tanda medis.
Semua pemeriksaan dilakukan secara serempak, hasilnya dicocokkan dalam sidang rekonsiliasi,¿ kata Kombes Pol dr Hariyanto di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati, Senin (12/11).
(KR-GNT/A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
Dari jumlah itu, 62 diantaranya berjenis kelamin laki-laki, 20 sisanya perempuan.
Khusus Senin sore, hasil sidang rekonsiliasi dari berbagai divisi di RS Polri Kramat Jati telah mengidentifikasi tiga penumpang dari tiga kantong jenazah berbeda,kata Kombes dr Hariyanto.
Tiga jenazah itu, diantaranya Shandy Johan Ramadhan (27), Deryl Fida Febrianto (22), dan Firmansyah Akbar (42). Ketiga penumpang itu berjenis kelamin laki-laki, dan teridentifikasi melalui hasil pemeriksaan DNA.
Jumlah penumpang yang teridentifikasi Senin sore terbilang lebih sedikit dibanding hari sebelumnya, mengingat proses pemeriksaan dan pencocokan membutuhkan waktu panjang.
Wakil RS Polri itu menjelaskan, tim DVI membutuhkan data profil DNA yang lengkap untuk mengidentifikasi penumpang. Jika hasil profil DNA tidak lengkap, maka tim pemeriksa akan mengulang proses identifikasi yang berlangsung empat-delapan hari. Di samping pemeriksaan DNA, tim DVI RS Polri juga melakukan pemeriksaan sidik jari dan tanda medis.
Semua pemeriksaan dilakukan secara serempak, hasilnya dicocokkan dalam sidang rekonsiliasi,¿ kata Kombes Pol dr Hariyanto di Gedung Sentra Visum dan Medikolegal RS Polri Kramat Jati, Senin (12/11).
(KR-GNT/A.F. Firman)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018