Pontianak (Antaranews Kalbar) - Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan, pihaknya akan mengupayakan mencari investor pemasok bahan bakar biomassa dari arang bambu, untuk mengganti bahan bakar batu bara pada PLTU Sintang.
"Saat ini, PLTU Sintang yang baru dioperasionalkan menggunakan bahan bakar dari baru bara yang didatangkan dari Jambi. Memang untuk PLTU Sintang ini awalnya menjadi alternatif terakhir dari Pemkab Sintang untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, namun ke depan kami akan mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," kata Jarot di Sintang, Kamis.
Dia menjelaskan, penggunaan bahan bakar batu bara pada PLTU Sintang memang memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Terkait hal itu, pihaknya dihadapkan tantangan untuk mencari bahan bakar alternatif guna PLTU tersebut.
"Kami sudah komunikasikan hal ini kepada pengelola PLTU Sintang, dan ke depan katanya mesin yang ada bisa menggunakan bahan bakar alternatif lain. Ini yang kita upayakan," tuturnya.
Dirinya sendiri sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pihak untuk pengelolaan lahan yang akan digunakan untuk pengembangan bambu di Sintang. Bambu ini nantinya akan diolah untuk menjadi bahan bakar alternatif selain batu bara pada PLTU tersebut.
Baca juga: Djarot harapkan PLTU wujudkan Sintang terang 2021
Jarot menjelaskan, sejak wacana pengoperasionalan PLTU Sintang, memang sudah ada beberapa pihak investor yang mendatanginya untuk mengatifkan kembali izin tambang batu bara di Sintang.
"Namun, saya menegaskan, tambang baru bara itu tidak akan kita buka lagi. Kita akan mencari bahan bakar alternatif lain untuk penggantinya," kata Jarot.
Ditempat yang sama, Direktur Bisnis PLN regional Kalimantan, Mahizon Masri mengatakan pihaknya sangat siap untuk menggunakan bahan bakar alternatif biomasa pengganti batu bara pada mesin PLTU yang ada di Sintang. Bahkan, jika ada investor yang siap untuk itu, bisa saja ke depan semua PLTU yang ada di Indonesia menggunakan bahan bakar alternatif tersebut.
"Namun, permasalahannya saat ini belum ada investor yang mampu untuk menyediakan itu. Bahkan, regulasi yang mengatur hal itu juga sudah ada dan dituangkan dalam Permen ESDM nomor 50 tahun 2018," kata Mahizon.
Menurutnya, boiler yang digunakan pada PLTU Sintang, sebenarnya juga bisa menggunakan bahan bakar arang bambu atau sejenisnya. Untuk menggunakan bahan bakar energi alternatif tersebut, dia mengatakan tinggal mengubah settingan boiler mesin PLTU tersebut.
"Hanya saja sampai saat ini belum ada suplayer atau investor yang mampu menyediakan bahan bakar sebanyak yang kita perlukan," katanya.
Baca juga: PLN nonaktifkan PLTD secara bertahap
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Saat ini, PLTU Sintang yang baru dioperasionalkan menggunakan bahan bakar dari baru bara yang didatangkan dari Jambi. Memang untuk PLTU Sintang ini awalnya menjadi alternatif terakhir dari Pemkab Sintang untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, namun ke depan kami akan mendorong penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," kata Jarot di Sintang, Kamis.
Dia menjelaskan, penggunaan bahan bakar batu bara pada PLTU Sintang memang memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Terkait hal itu, pihaknya dihadapkan tantangan untuk mencari bahan bakar alternatif guna PLTU tersebut.
"Kami sudah komunikasikan hal ini kepada pengelola PLTU Sintang, dan ke depan katanya mesin yang ada bisa menggunakan bahan bakar alternatif lain. Ini yang kita upayakan," tuturnya.
Dirinya sendiri sudah melakukan komunikasi dengan beberapa pihak untuk pengelolaan lahan yang akan digunakan untuk pengembangan bambu di Sintang. Bambu ini nantinya akan diolah untuk menjadi bahan bakar alternatif selain batu bara pada PLTU tersebut.
Baca juga: Djarot harapkan PLTU wujudkan Sintang terang 2021
Jarot menjelaskan, sejak wacana pengoperasionalan PLTU Sintang, memang sudah ada beberapa pihak investor yang mendatanginya untuk mengatifkan kembali izin tambang batu bara di Sintang.
"Namun, saya menegaskan, tambang baru bara itu tidak akan kita buka lagi. Kita akan mencari bahan bakar alternatif lain untuk penggantinya," kata Jarot.
Ditempat yang sama, Direktur Bisnis PLN regional Kalimantan, Mahizon Masri mengatakan pihaknya sangat siap untuk menggunakan bahan bakar alternatif biomasa pengganti batu bara pada mesin PLTU yang ada di Sintang. Bahkan, jika ada investor yang siap untuk itu, bisa saja ke depan semua PLTU yang ada di Indonesia menggunakan bahan bakar alternatif tersebut.
"Namun, permasalahannya saat ini belum ada investor yang mampu untuk menyediakan itu. Bahkan, regulasi yang mengatur hal itu juga sudah ada dan dituangkan dalam Permen ESDM nomor 50 tahun 2018," kata Mahizon.
Menurutnya, boiler yang digunakan pada PLTU Sintang, sebenarnya juga bisa menggunakan bahan bakar arang bambu atau sejenisnya. Untuk menggunakan bahan bakar energi alternatif tersebut, dia mengatakan tinggal mengubah settingan boiler mesin PLTU tersebut.
"Hanya saja sampai saat ini belum ada suplayer atau investor yang mampu menyediakan bahan bakar sebanyak yang kita perlukan," katanya.
Baca juga: PLN nonaktifkan PLTD secara bertahap
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018