Pontianak (Antaranews Kalbar) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji meminta kepada para pelaku usaha dan masyarakat untuk memanfaatkan teknologi digital dalam aktivitasnya.

Menurutnya dunia saat ini sudah memasuki revolusi industri 4.0 di mana teknologi digital dan kecerdasan buatan begitu kencang penerapannya dalam segala aspek.

Teknologi ini memudahkan kita sehingga menjadi lebih efisien. Semuanya serba cepat. Jika tidak mau berubah maka kita akan ketinggalan jauh, ujarnya saat memberikan sambutan dalam Kegiatan Perkembangan Ekonomi Terkini dalam Era Digital Ekonomi yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Kalbar di Pontianak, Senin.

Sutarmijdi menambahkan apalagi bagi instansi pemerintah terutama yang menyangkut pelayanan juga harus sudah menerapkan teknologi.

Baca juga: Gubernur harapkan perbaikan kinerja OPD era revolusi industri 4.0

Dalam bidang perizinan misalnya, Sutarmidji sudah menerapkan sistem dan transaksi online saat menjadi Wali Kota Pontianak untuk berbagai pengurusan izin dan pembayaran pajak daerah.

Selain itu dia pernah memassifkan penggunaan uang elektronik untuk mendongkrak transaksi nontunai di Kota Pontianak.

"Hanya saja masalahnya adalah infrastruktur perbankan yang kurang memadai. Misalnya kurangnya mesin EDC untuk uang elektronik. Harusnya perbankan menyiapkan ini di berbagai tempat, tidak hanya di minimarket," papar dia.

Namun belakangan kata dia, dengan perkembangan teknologi digital mobile, perusahaan "financial technology" atau fintech mulai bermunculan. Transaksi pun bisa melalui smartphone.

Baca juga: Untan menuju Revolusi Industri 4.0

Sehingga transaksi lebih ringkas. Terkait fintech, dia berharap ada perusahaan yang muncul dari Kalbar dan tumbuh besar. Dia sendiri memiliki minat besar terhadap ekonomi digital.

"Pontianak ini tercatat sebagai kota dengan persentase nontunai yang tinggi di Indonesia. Saya juga diundang ke Singapura dan Jakarta untuk berbicara soal digital ini," terang dia.

Sementara dalam kegiatan BI tersebut hadir langsung Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi. Pada kesempatan itu ia yang sebagai pembicara mengatakan bahwa ekonomi digital dapat menjadi kunci pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Apalagi pertumbuhan internet begitu cepat di dalam negeri. Ditambah lagi postur populasi Indonesia yang didominasi oleh kaum muda.

Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan ekonomi. Ekonomi dan keuangan digital juga dapat membuka kesempatan pengembangan keuangan inklusif. BI mendukung penuh perkembangan ekonomi digital di Indonesia," kata dia.

Baca juga: GIC hadirkan revolusi industri pasar forex

Ia juga memaparkan bagaimana arah bangsa memasuki revolusi industri 4.0. Menurutnya saat ini berbagai potensi ekonomi dan keuangan digital, seperti efisiensi dan produktivitas yang meningkat. Meskipun demikian, ekonomi dan keuangan inklusif memerlukan peningkatan perlindungan konsumen serta sistem keuangan yang stabil.

"Untuk itu Bank Indonesia telah dan akan terus melakukan kajian mengenai berbagai kesempatan dan risiko terkait ekonomi digital,"katanya.

Sementara itu juga Anggota DPR RI Komisi XI G Michael Jeno asal Kalbar yang hadir menyebutkan bahwa potensi Kalbar dalam ekosistem ekonomi digital sangat besar. Tidak hanya sebagai konsumen saja, melainkan juga sebagai pelaku.

Menurutnya ada dua kawasan yang mendukung untuk munculnya para pelaku digital adalah Pontianak dan Singkawang. Dikatakan dia sebagai daerah urban, kedua kota utama di Kalbar tersebut memiliki banyak anak muda bertalenta dan kreatif di bidang digital.

"Soal transaksi nontunai sendiri, Pontianak bisa menjadi contoh. Pontianak tegolong kota dengan masyarakat nontunai yang tinggi. Kalau ingin melihat, silahkan datang ke warung-warung kopi yang ada wifi-nya. Di situ orang tidak hanya sekadar ngopi saja, tetap juga bertransaksi bisnis denga nontunai,? kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019