Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengajak generasi muda Kota Padang, Sumatera Barat untuk membuat konten kreatif yang memiliki manfaat positif di daring (internet).
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika R Niken Widiastuti saat menjadi pembicara "Pemilih Muda Pemilih Cerdas" di Padang, Jumat malam mengatakan konten kreatif yang bernilai positif tentu akan membuat sebaran hoaks, ujaran kebencian dan adu domba di media sosial berkurang.
"Mari kita perbanyak konten positif di internet dan jauhi hoaks dengan menahan diri untuk tidak menyebar informasi yang tidak akurat," katanya.
Baca juga: Kominfo sasar kelompok masyarakat strategis sosialisasi Pemilu 2019
Ia mengingatkan ribuan generasi muda yang memadati Auditorium Universitas Negeri Padang, Jumat (1/3) malam agar tidak mengunggah ujaran kebencian, hoaks yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Dirinya juga mengajak para pemuda untuk lebih berhati-hati bersosialisasi di internet dengan menyaring seluruh informasi yang mereka terima serta menyebarkan berita positif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut dia hal ini diucapkannya karena ke depannya perusahaan atau institusi negara dalam menerima aparatur sipil negara atau karyawan akan melihat jejak digital yang pernah dibuat calon karyawan yang akan mereka rekrut.
Baca juga: Kominfo ajak masyarakat gunakan hak pilih pada Pemilu 2019
Meskipun unggahan itu telah dihapus, jejak digital itu pasti ada dan dapat dilihat melalui artificial intellenge system baik di aplikasi media sosial maupun website mereka atau lainnya.
"Kami mengajak generasi muda untuk menjaga jemari mereka dalam berinternet karena jari itulah yang akan menentukan masa depan mereka nantinya," katanya.
Selain itu bagi penyebar kabar bohong, ujaran kebencian dan hoaks diancam hukuman kurungan selama enam tahun atau denda maksimal Rp1 miliar. Menurut dia sanksi itu sangat berat dan sebaiknya para pemuda lebih giat memanfaatkan internet untuk hal yang positif.
Baca juga: Upaya pemerintah sediakan internet cepat menjangkau daerah 3T
Ia mengimbau agar pemuda yang menemukan berita hoaks, adu domba, atau diragukan kebenarannya agar melaporkan alamat website atau akun tersebut ke laman milik Kementerian Kominfo agar ditindaklanjuti lebih lanjut.
"Habis energi kita untuk membicarakan hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah bangsa. Itu pekerjaan yang tidak produktif," katanya
Sementara Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri mengharapkan mahasiswa Indonesia lebih cerdas dalam menyikapi kemajuan zaman terutama dalam perkembangan internet saat ini.
Baca juga: Tahun 2020 Indonesia merdeka internet
Ia mengajak agar mahasiswa memiliki daya saring terhadap informasi yang mereka dapatkan terutama di media sosial dan menurut dia informasi yang mereka dapatkan harus ditelusuri kejelasannya.
"Jangan terlalu mempercayai media sosial, mahasiswa harus mampu menyikapi informasi dengan baik dan jangan menjadi penyebar hoaks dan ujaran kebencian," kata dia.
Sebelumnya Kemenkominfo bekerja sama dengan Narasi.tv menggelar Narasi Roadshow di Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat. Salah satu kegiatannya adalah diskusi yang dimoderatori oleh penyanyi Glenn Fredly dan Tompi, mereka mewawancarai sejumlah narasumber seperti tim TKN Jokowi Ma'ruf Wanda Hamidah, tim BPN Prabowo Sandi Miftah Sabri, penyanyi rap Igor Saykoji dan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika R Niken Widiastuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika R Niken Widiastuti saat menjadi pembicara "Pemilih Muda Pemilih Cerdas" di Padang, Jumat malam mengatakan konten kreatif yang bernilai positif tentu akan membuat sebaran hoaks, ujaran kebencian dan adu domba di media sosial berkurang.
"Mari kita perbanyak konten positif di internet dan jauhi hoaks dengan menahan diri untuk tidak menyebar informasi yang tidak akurat," katanya.
Baca juga: Kominfo sasar kelompok masyarakat strategis sosialisasi Pemilu 2019
Ia mengingatkan ribuan generasi muda yang memadati Auditorium Universitas Negeri Padang, Jumat (1/3) malam agar tidak mengunggah ujaran kebencian, hoaks yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Dirinya juga mengajak para pemuda untuk lebih berhati-hati bersosialisasi di internet dengan menyaring seluruh informasi yang mereka terima serta menyebarkan berita positif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Menurut dia hal ini diucapkannya karena ke depannya perusahaan atau institusi negara dalam menerima aparatur sipil negara atau karyawan akan melihat jejak digital yang pernah dibuat calon karyawan yang akan mereka rekrut.
Baca juga: Kominfo ajak masyarakat gunakan hak pilih pada Pemilu 2019
Meskipun unggahan itu telah dihapus, jejak digital itu pasti ada dan dapat dilihat melalui artificial intellenge system baik di aplikasi media sosial maupun website mereka atau lainnya.
"Kami mengajak generasi muda untuk menjaga jemari mereka dalam berinternet karena jari itulah yang akan menentukan masa depan mereka nantinya," katanya.
Selain itu bagi penyebar kabar bohong, ujaran kebencian dan hoaks diancam hukuman kurungan selama enam tahun atau denda maksimal Rp1 miliar. Menurut dia sanksi itu sangat berat dan sebaiknya para pemuda lebih giat memanfaatkan internet untuk hal yang positif.
Baca juga: Upaya pemerintah sediakan internet cepat menjangkau daerah 3T
Ia mengimbau agar pemuda yang menemukan berita hoaks, adu domba, atau diragukan kebenarannya agar melaporkan alamat website atau akun tersebut ke laman milik Kementerian Kominfo agar ditindaklanjuti lebih lanjut.
"Habis energi kita untuk membicarakan hoaks dan ujaran kebencian yang dapat memecah belah bangsa. Itu pekerjaan yang tidak produktif," katanya
Sementara Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof Ganefri mengharapkan mahasiswa Indonesia lebih cerdas dalam menyikapi kemajuan zaman terutama dalam perkembangan internet saat ini.
Baca juga: Tahun 2020 Indonesia merdeka internet
Ia mengajak agar mahasiswa memiliki daya saring terhadap informasi yang mereka dapatkan terutama di media sosial dan menurut dia informasi yang mereka dapatkan harus ditelusuri kejelasannya.
"Jangan terlalu mempercayai media sosial, mahasiswa harus mampu menyikapi informasi dengan baik dan jangan menjadi penyebar hoaks dan ujaran kebencian," kata dia.
Sebelumnya Kemenkominfo bekerja sama dengan Narasi.tv menggelar Narasi Roadshow di Universitas Negeri Padang (UNP) Sumatera Barat. Salah satu kegiatannya adalah diskusi yang dimoderatori oleh penyanyi Glenn Fredly dan Tompi, mereka mewawancarai sejumlah narasumber seperti tim TKN Jokowi Ma'ruf Wanda Hamidah, tim BPN Prabowo Sandi Miftah Sabri, penyanyi rap Igor Saykoji dan Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika R Niken Widiastuti.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019