Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah menyelenggarakan Sekolah Lapangan Iklim (SLI) Tahap II Kalimantan Barat Tahun 2019.
"SLI ini dilaksanakan dalam rangka membangun sinergi, berkolaborasi dan meningkatkan pemahaman iklim untuk mewujudkan ketahanan pangan Kalimantan Barat," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah, Syafrinal, di Hotel Orchard, Jalan Perdana, Pontianak, Rabu.
Syafrinal mengatakan, SLI merupakan bagian penting mensinergikan ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada para petani dan peningkatan pemahaman teknis kepada masyarakat melalui tenaga-tenaga penyuluh pertanian di Kalimantan Barat, sekaligus peran aktif BMKG dalam deteksi dini, dan upaya penanggulangan kebencanaan.
"Sinergi dan kolaborasi ini diharapkan menguatkan ketahanan pangan di Kalbar," tegas dia.
Kepala Bidang Manajemen Operasional Iklim dan Kualitas Udara BMKG Pusat, Evi Lutfi mengungkapkan, SLI tidak dapat dilepaskan dari informasi iklim dan program ketahanan nasional. Dalam dekade terakhir dikatakan, produksi pangan bahkan menurun akibat pola tanam yang kurang baik sehingga mengancam ketahanan nasional.
"Anomali iklim yang sangat mungkin terjadi di masa-masa yang akan datang akan mengancam ketahanan pangan nasional. Sehingga Perpres nomor 5 tahun 2011 tentang pengamanan ketahanan nasional yang melibatkan 11 kementerian penting disinergikan, salah satunya melalui SLI," jelas dia.
Tugas BMKG, jelas Evi, yakni memberikan informasi iklim dan diseminasi. Hal itu telah dilakukan sejak tahun 2011. Melalui literasi atau pemahaman tersebut sedikitnya telah menyasar kepada 9ribu peserta SLI di Indonesia.
"Meliputi petani, penyuluh tani babinsa," ujar dia.
Target PPL, lanjut dia, sebagai jembatan informasi BMKG. Yakni untuk menterjemahkan informasi iklim BMKG kepada petani dalam bahasa yang lugas.
Selain itu, lanjut dia, SLI di Indonesia berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan di negara lain. Bahkan, kegiatan SLI menjadi contoh sukses Asia Pasifik di bawah naungan UNESCO.
"Melalui SLI ini, saya berharap peserta tidak saja mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat, melainkan juga dapat meningkatkan produktifitas pertanian menuju swasembada pangan nasional," ujar dia.
SLI Tahap II Tahun 2019 Provinsi Kalimantan Barat yang berlangsung sejak 26-28 Maret 2019 diikuti 25 peserta.
Turut hadir dalam sesi pembuka SLI Provinsi Kalimantan Barat Tahap II Tahun 2019 yakni unsur BPTP Kalbar, UPT Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Dirpol Airud Polda Kalbar, Kombes Pol Alex Fauzi Razak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"SLI ini dilaksanakan dalam rangka membangun sinergi, berkolaborasi dan meningkatkan pemahaman iklim untuk mewujudkan ketahanan pangan Kalimantan Barat," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Mempawah, Syafrinal, di Hotel Orchard, Jalan Perdana, Pontianak, Rabu.
Syafrinal mengatakan, SLI merupakan bagian penting mensinergikan ilmu pengetahuan untuk disampaikan kepada para petani dan peningkatan pemahaman teknis kepada masyarakat melalui tenaga-tenaga penyuluh pertanian di Kalimantan Barat, sekaligus peran aktif BMKG dalam deteksi dini, dan upaya penanggulangan kebencanaan.
"Sinergi dan kolaborasi ini diharapkan menguatkan ketahanan pangan di Kalbar," tegas dia.
Kepala Bidang Manajemen Operasional Iklim dan Kualitas Udara BMKG Pusat, Evi Lutfi mengungkapkan, SLI tidak dapat dilepaskan dari informasi iklim dan program ketahanan nasional. Dalam dekade terakhir dikatakan, produksi pangan bahkan menurun akibat pola tanam yang kurang baik sehingga mengancam ketahanan nasional.
"Anomali iklim yang sangat mungkin terjadi di masa-masa yang akan datang akan mengancam ketahanan pangan nasional. Sehingga Perpres nomor 5 tahun 2011 tentang pengamanan ketahanan nasional yang melibatkan 11 kementerian penting disinergikan, salah satunya melalui SLI," jelas dia.
Tugas BMKG, jelas Evi, yakni memberikan informasi iklim dan diseminasi. Hal itu telah dilakukan sejak tahun 2011. Melalui literasi atau pemahaman tersebut sedikitnya telah menyasar kepada 9ribu peserta SLI di Indonesia.
"Meliputi petani, penyuluh tani babinsa," ujar dia.
Target PPL, lanjut dia, sebagai jembatan informasi BMKG. Yakni untuk menterjemahkan informasi iklim BMKG kepada petani dalam bahasa yang lugas.
Selain itu, lanjut dia, SLI di Indonesia berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan di negara lain. Bahkan, kegiatan SLI menjadi contoh sukses Asia Pasifik di bawah naungan UNESCO.
"Melalui SLI ini, saya berharap peserta tidak saja mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat, melainkan juga dapat meningkatkan produktifitas pertanian menuju swasembada pangan nasional," ujar dia.
SLI Tahap II Tahun 2019 Provinsi Kalimantan Barat yang berlangsung sejak 26-28 Maret 2019 diikuti 25 peserta.
Turut hadir dalam sesi pembuka SLI Provinsi Kalimantan Barat Tahap II Tahun 2019 yakni unsur BPTP Kalbar, UPT Proteksi Tanaman Pangan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Dirpol Airud Polda Kalbar, Kombes Pol Alex Fauzi Razak.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019