Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyatakan dirinya akan menyiapkan anggaran Rp50 miliar. Dana sebesar itu untuk membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) unggulan di Kabupaten Kubu Raya.

"Kami berencana membangun SMK unggulan di beberapa daerah, termasuk di Kubu Raya. Syaratnya, harus tersedia lahan yang luas untuk lokasi sekolah yang disiapkan oleh Pemkab," kata Sutarmidji di Pontianak, Sabtu.

Dia mengatakan, pada masa pemerintahannya di Kalbar, sektor pendidikan akan mendapat prioritas utama.

"Kita masih pilih, mudah-mudahan nanti bisa dicari untuk SMK unggulan yang lahannya harus luas," tuturnya.

Sutarmidji menjelaskan rencana pembangunan SMK unggulan bakal terealisasi jika Bupati Kubu Raya mampu menyiapkan lahan yang luas.

Jika lahan tersedia, maka pemerintah provinsi akan membangun gedung berikut kelengkapan peralatan laboratorium.

Ia memperkirakan nilai gedung dan fasilitas penunjang bisa mencapai Rp50 miliar.

"Bupati yang harus siapkan lahan, kita bangun gedungnya lengkap dengan peralatan labnya kurang lebih nanti bisa sampai Rp50 miliar. Jadi tinggal hitung-hitung saja kalau tanah Rp5 miliar akan mendapat (gedung) Rp50 miliar," kata Sutarmidji.

Dia menambahkan, jika siswa SMK telah menyelesaikan pendidikannya, maka akan segera dilanjutkan proses sertifikasi.

Menurut dia, jurusan-jurusan yang ada di SMK unggulan nantinya disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja.

"Kita pilih jurusan-jurusan yang bisa menjawab pasaran kerja. Jangan buat jurusan yang setelah selesai itu siswa bingung mau kemana, makanya kita buat yang betul-betul bisa langsung bekerja, bahkan langsung menciptakan lapangan kerja," katanya.

Sutarmidji memberikan contoh, peluang kerja bagi lulusan sekolah kejuruan di Kubu Raya cukup besar.

"Di Kubu Raya ini coba saja lihat ada berapa AC di pemerintah daerahnya, mungkin ada ribuan. Buat anak-anak muda itu suruh jadi tenaga service AC, misalnya suruh servis di kantor bupati dulu," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019