Bupati Sanggau Paolus Hadi menegaskan jangan takut berbeda karena berbeda modal utama merajut persaudaraan. Untuk itu, ia mengajak masyarakat Kabupaten Sanggau mengingat kembali bagaimana persaudaraan, kerukunan dalam perbedaan yang telah dilakukan oleh para orang tua terdahulu.
"Dari tubuh kita saja kita berbeda. Telinga kanan dengan kiri beda, lubang hidung juga beda. Apalagi wajah kita, semuanya berbeda," ungkapnya saat menghadiri Nuzulul Quran, berlangsung Masjid Nurul Yaqin, Kampung Sentana.
Pria yang akrab disapa PH ini mengakui, persaudaraan sesama anak bangsa saat ini sudah mulai tergerus, baik antar sesama maupun antar lainnya. "Dulu itu ada namanya dompu. Dompu itu selalu ada, mau dia Dayak atau Melayu, Tionghoa. Nah ini nambah lagi ni, ada Jawa, dan suku bangsa yang lain," papar dia.
Menurut PH, kisah Dompu ini, adalah kisah persaudaraan dan persahabatan dari orang - orang yang berbeda suku maupun agama.
"Macam bapak saya lah. Dia ndak pandai nyari ikan. Tapi ada dompu yang pandai nyari ikan. Dia tinggal di Beringin. Dia datang ke rumah. Masih banyak lagi kisah - kisah persahabatan lain yang sudah dilakukan orang tua kita dulu yang mestinya diteladani hari ini," pintanya.
PH mengajak semua masyarakat tetap konsisten menjaga Kabupaten Sanggau. Karena Sanggau ini rumah bersama, yang di dalamnya ada bermacam - macam suku, agama, ras dan lain sebagainya.
"Soal perbedaan politik itu biasalah. Jangan pula dibawa sampai tidak habis - habis. Beda itu biasalah. Itulah kodrat kita, berbeda," jelas dia.
Kegiatan ini mengusung tema 'Kebersamaan Dalam Perspektif Alquran" merupakan hasil kerjasama antara PHBI Kabupaten Sanggau dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sanggau, Pemkab Sanggau dan Pengurus Masjid Nurul Yaqin.
Selain Bupati, tampak hadir juga Wakil Ketua PHBI Ahmad Saukani beserta pengurus, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi, Dandim 1204/Sgu Letkol Inf Gede Setiawan, Kepala Kantor Kementerian Agama Sanggau HM Taufik, Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau Tengku Firdaus, Kapolsek Kapuas Iptu Sri Mulyono, Danramil Kapuas Kapten. Inf Eko Prabowo, Sekcam Kapuas yang juga ketua pengurus Masjid Nurul Yaqin, Ambari, sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab Sanggau, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Kota Sanggau dan penceramah Ustazd Barokah.
Sementara, Ketua Pengurus Masjid Nurul Yaqin, Ambari menyampaikan ucapan terimakasih kepada PHBI yang telah berserdia menggandeng pengurus Masjid Nurul Yaqin menyelenggarakan Nuzulul Quran ini.
"Tema dalam Nuzulul Quran ini, diharapkan dia dapat menyadarkan kita untuk tetap menghargai perbedaan yang akan membuat kita bersatu dalam perbedaan itu," ujarnya.
Wakil Ketua PHBI Kabupaten Sanggau Ahmad Saukani juga menyampaikan jika peringatan Nuzulul Quran yang digelar PHBI tahun ini diadakan di dalam Kota. Sebelumnya, kegiatan serupa dilaksanakan di masjid yang ada di kecamatan - kecamatan.
"Jadi, kita laksanakan secara bergiliran, tidak hanya di Kota, tapi pembinaan umat ini kita lakukan di desa dan kecamatan - kecamatan," ujar dia.
Ahmad Saukani juga menjelaskan beberapa program PHBI Kabupaten Sanggau diantaranya pawai obor menyambut Ramadhan 1440 H, peringatan Nuzulul Quran, pawai keriang bandong menyambut Idul Fitri 1440 H dan shalat Id 1 Syawal 1440 H di halaman Pemkab Sanggau.
Kepala Kantor Kementrian Agama Sanggau HM Taufik mengatakan Kementerian Agama senantiasa menggaungkan konsep moderasi beragama.
Moderasi adalah ikhtiar bersama mengenai cara penduduk Indonesia beragama. "Moderat berarti tidak radikal dan tidak liberal, tidak ekstrem ke kanan maupun ekstrim ke kiri. Itulah cara Indonesia beragama," ujarnya.
Ia menjelaskan, moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem. "Kita tidak ingin di republik tercinta ini ada paham apalagi pengamalan agama yang ekstrem atau berlebihan,” tegasnya.
Sementara tausiyah tentang kisah makna Nuzulul Quran sesuai tema yang diusung disampaikan oleh ustazd Barokah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Dari tubuh kita saja kita berbeda. Telinga kanan dengan kiri beda, lubang hidung juga beda. Apalagi wajah kita, semuanya berbeda," ungkapnya saat menghadiri Nuzulul Quran, berlangsung Masjid Nurul Yaqin, Kampung Sentana.
Pria yang akrab disapa PH ini mengakui, persaudaraan sesama anak bangsa saat ini sudah mulai tergerus, baik antar sesama maupun antar lainnya. "Dulu itu ada namanya dompu. Dompu itu selalu ada, mau dia Dayak atau Melayu, Tionghoa. Nah ini nambah lagi ni, ada Jawa, dan suku bangsa yang lain," papar dia.
Menurut PH, kisah Dompu ini, adalah kisah persaudaraan dan persahabatan dari orang - orang yang berbeda suku maupun agama.
"Macam bapak saya lah. Dia ndak pandai nyari ikan. Tapi ada dompu yang pandai nyari ikan. Dia tinggal di Beringin. Dia datang ke rumah. Masih banyak lagi kisah - kisah persahabatan lain yang sudah dilakukan orang tua kita dulu yang mestinya diteladani hari ini," pintanya.
PH mengajak semua masyarakat tetap konsisten menjaga Kabupaten Sanggau. Karena Sanggau ini rumah bersama, yang di dalamnya ada bermacam - macam suku, agama, ras dan lain sebagainya.
"Soal perbedaan politik itu biasalah. Jangan pula dibawa sampai tidak habis - habis. Beda itu biasalah. Itulah kodrat kita, berbeda," jelas dia.
Kegiatan ini mengusung tema 'Kebersamaan Dalam Perspektif Alquran" merupakan hasil kerjasama antara PHBI Kabupaten Sanggau dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sanggau, Pemkab Sanggau dan Pengurus Masjid Nurul Yaqin.
Selain Bupati, tampak hadir juga Wakil Ketua PHBI Ahmad Saukani beserta pengurus, Kapolres Sanggau AKBP Imam Riyadi, Dandim 1204/Sgu Letkol Inf Gede Setiawan, Kepala Kantor Kementerian Agama Sanggau HM Taufik, Kepala Kejaksaan Negeri Sanggau Tengku Firdaus, Kapolsek Kapuas Iptu Sri Mulyono, Danramil Kapuas Kapten. Inf Eko Prabowo, Sekcam Kapuas yang juga ketua pengurus Masjid Nurul Yaqin, Ambari, sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemkab Sanggau, tokoh agama dan tokoh masyarakat yang ada di Kota Sanggau dan penceramah Ustazd Barokah.
Sementara, Ketua Pengurus Masjid Nurul Yaqin, Ambari menyampaikan ucapan terimakasih kepada PHBI yang telah berserdia menggandeng pengurus Masjid Nurul Yaqin menyelenggarakan Nuzulul Quran ini.
"Tema dalam Nuzulul Quran ini, diharapkan dia dapat menyadarkan kita untuk tetap menghargai perbedaan yang akan membuat kita bersatu dalam perbedaan itu," ujarnya.
Wakil Ketua PHBI Kabupaten Sanggau Ahmad Saukani juga menyampaikan jika peringatan Nuzulul Quran yang digelar PHBI tahun ini diadakan di dalam Kota. Sebelumnya, kegiatan serupa dilaksanakan di masjid yang ada di kecamatan - kecamatan.
"Jadi, kita laksanakan secara bergiliran, tidak hanya di Kota, tapi pembinaan umat ini kita lakukan di desa dan kecamatan - kecamatan," ujar dia.
Ahmad Saukani juga menjelaskan beberapa program PHBI Kabupaten Sanggau diantaranya pawai obor menyambut Ramadhan 1440 H, peringatan Nuzulul Quran, pawai keriang bandong menyambut Idul Fitri 1440 H dan shalat Id 1 Syawal 1440 H di halaman Pemkab Sanggau.
Kepala Kantor Kementrian Agama Sanggau HM Taufik mengatakan Kementerian Agama senantiasa menggaungkan konsep moderasi beragama.
Moderasi adalah ikhtiar bersama mengenai cara penduduk Indonesia beragama. "Moderat berarti tidak radikal dan tidak liberal, tidak ekstrem ke kanan maupun ekstrim ke kiri. Itulah cara Indonesia beragama," ujarnya.
Ia menjelaskan, moderasi itu artinya moderat, lawan dari ekstrem. "Kita tidak ingin di republik tercinta ini ada paham apalagi pengamalan agama yang ekstrem atau berlebihan,” tegasnya.
Sementara tausiyah tentang kisah makna Nuzulul Quran sesuai tema yang diusung disampaikan oleh ustazd Barokah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019