Belum lama ini viral adanya postingan bahwa polisi dituding melibatkan aparat dari China dalam mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta, 21 - 22 Mei lalu. Polisi melalui Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri akhirnya menangkap satu tersangka berinisial SDA yang menyebarkan informasi bohong atau hoaks soal tersebut.

"Kami menangkap tersangka SDA, warga Bekasi, Jawa Barat, berprofesi wiraswasta, yang sengaja menyebarkan informasi untuk menimbulkan kebencian individu, kelompok, berdasarkan SARA. Dia sengaja menimbulkan kebencian dengan memberitakan kebohongan yang mengakibatkan keonaran di masyarakat," kata Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Rickynaldo Chairul di Mabes Polri, Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bahwa SDA menerima swafoto seseorang saat unjuk rasa dengan latar belakang tiga anggota Brimob bermasker. Foto tersebut didapatkan SDA dari orang lain. Kemudian SDA mengunggahnya ke beberapa akun media sosial dan WhatsApp Group dengan judul Polri libatkan polisi negara lain.

Ricky mengatakan tiga anggota Brimob tersebut orang asli Indonesia. Mereka berasal dari Polda Sumatera Utara yang diperbantukan untuk mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta.

Dalam konferensi pers tersebut, tiga Brimob itu ditampilkan di hadapan awak media.

Sementara tersangka SDA meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya. Ia mengakui bersalah, tidak cermat dalam menggunakan media sosial.

"Saya terima foto tersebut dari seseorang. Saya khilaf, sehingga saya ikut menyebarkan berita (hoaks) tersebut, saya mohon maaf kepada semua pihak terutama kepolisian, karena ternyata kami tidak cermat dalam menggunakan medsos," katanya. 

Pewarta: Anita Permata Dewi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019