Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Singkawang, Mulyadi Qamal mengatakan telah terjadi peningkatan tingkat hunian hotel selama libur lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah tahun 2019.
"Alhamdulillah tingkat hunian hotel di Kota Singkawang cukup meningkat rata-rata 100 persen," kata Mulyadi di Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis.
Peningkatan hunian hotel dinilainya sangat wajar, karena Kota Singkawang merupakan salah satu destinasi wisata, sehingga banyak masyarakat yang berasal dari luar dan berkunjung ke Singkawang guna menikmati suasana Lebaran di Singkawang.
"Meskipun tarif yang diberlakukan masing-masing hotel cukup berbeda, namun kenaikan itu tidak sampai melebihi 100 persen yang disertai dengan fasilitas yang memadai," ujarnya.
Meski demikian dia tetap selalu mengingatkan kepada para pengelola hotel untuk tidak menaikkan tarif lebih dari 100 persen, khususnya pada saat momen tertentu, seperti Lebaran.
"Berdasarkan pantauan saya, memang tidak ditemukan ada hotel yang menaikkan tarif lebih dari 100 persen, mudah-mudahan untuk momen yang lainnya juga demikian," ungkapnya.
Mulyadi mengatakan kenaikan tarif hotel yang melebihi 100 persen akan memberatkan pengunjung dan membuat mereka jera untuk menginap di Kota Singkawang.
"Jangan sampai aji mumpunglah, dengan memanfaatkan momen tertentu untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Disparpora Singkawang, Supardiana mengatakan selama Lebaran Idul Fitri tingkat kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik, di Singkawang terjadi peningkatan.
"Khususnya wisatawan domestik terdapat peningkatan, baik kunjungan hotel maupun destinasi pariwisata di Kota Singkawang, seperti Pasir Panjang, Palm Beach, Tanjung Bajau, Taman Teratai, Taman Bougenville, Taman Cinta, bahkan wisata belanja CV Arli dan Singkawang Grand Mall," katanya.
Peningkatan kunjungan, katanya, rata-rata 15 persen dari hari biasanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Alhamdulillah tingkat hunian hotel di Kota Singkawang cukup meningkat rata-rata 100 persen," kata Mulyadi di Singkawang, Kalimantan Barat, Kamis.
Peningkatan hunian hotel dinilainya sangat wajar, karena Kota Singkawang merupakan salah satu destinasi wisata, sehingga banyak masyarakat yang berasal dari luar dan berkunjung ke Singkawang guna menikmati suasana Lebaran di Singkawang.
"Meskipun tarif yang diberlakukan masing-masing hotel cukup berbeda, namun kenaikan itu tidak sampai melebihi 100 persen yang disertai dengan fasilitas yang memadai," ujarnya.
Meski demikian dia tetap selalu mengingatkan kepada para pengelola hotel untuk tidak menaikkan tarif lebih dari 100 persen, khususnya pada saat momen tertentu, seperti Lebaran.
"Berdasarkan pantauan saya, memang tidak ditemukan ada hotel yang menaikkan tarif lebih dari 100 persen, mudah-mudahan untuk momen yang lainnya juga demikian," ungkapnya.
Mulyadi mengatakan kenaikan tarif hotel yang melebihi 100 persen akan memberatkan pengunjung dan membuat mereka jera untuk menginap di Kota Singkawang.
"Jangan sampai aji mumpunglah, dengan memanfaatkan momen tertentu untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya," ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pariwisata Disparpora Singkawang, Supardiana mengatakan selama Lebaran Idul Fitri tingkat kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik, di Singkawang terjadi peningkatan.
"Khususnya wisatawan domestik terdapat peningkatan, baik kunjungan hotel maupun destinasi pariwisata di Kota Singkawang, seperti Pasir Panjang, Palm Beach, Tanjung Bajau, Taman Teratai, Taman Bougenville, Taman Cinta, bahkan wisata belanja CV Arli dan Singkawang Grand Mall," katanya.
Peningkatan kunjungan, katanya, rata-rata 15 persen dari hari biasanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019