Karantina Tumbuhan Balai Karantina Kelas 1 Pontianak mencatat nilai ekspor produk pertanian di Kalimantan Barat mencapai Rp250 miliar – Rp300 miliar per bulan.
“Ekspor komoditas pertanian di Kalbar cukup tinggi baik dari segi produk maupun nilainya,” kata Kasi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Kelas 1 Pontianak, Feri Astuti saat kegiatan akselerasi ekspor pertanian Kalbar di Pontianak, Kamis.
Dengan tingginya ekspor produk pertanian tersebut pihaknya menggelar pelepasan ekspor pertanian Kalbar untuk memberikan informasi kepada eksportir, instansi terkait, dan masyarakat bahwa Kalbar memiliki potensi yang besar.
“Kegiatan akselerasi ekspor produk pertanian Kalbar ini juga sebagai bentuk dukungan dari Balai Karantina 1 Pontianak untuk kemajuan pertanian di Kalbar terutama dalam ekspornya,” papar dia.
Pihaknya juga telah melakukan tindak lanjut peningkatan ekspor di Kalbar bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar. “Bentuknya dengan pembinaan registrasi rencana ekspor manggis dari Kalbar ke Tiongkok,” papar dia.
Sementara itu satu di antara eksportir pinang di Kalbar, Joni Effendi mengatakan bahwa sejak 1 tahun lalu dirinya telah mengekspor pinang ke Vietnam.
“Setiap musim kami ekspor pinang ke Vietnam. Hari ini ada 27 ton yang kami kirim. Permintaan di sana tinggi, berapa pun mau terima,” papar dia.
Ia menyebutkan pinang disuplai dari Jungkat, Kabupaten Mempawah. Harga di tingkat petani pinang kering Rp8.000 – Rp10.000 per kilogram.
“Untuk kelola menjadi barang setengah jadi tentu butuh investor. Saat ini perizinan dan lainnya sudah mudah untuk ekspor. Kami hanya butuh bagaimana di tingkat petani dibina pemerintah agar ada koperasi agar harga pinang stabil,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
“Ekspor komoditas pertanian di Kalbar cukup tinggi baik dari segi produk maupun nilainya,” kata Kasi Karantina Tumbuhan Balai Karantina Kelas 1 Pontianak, Feri Astuti saat kegiatan akselerasi ekspor pertanian Kalbar di Pontianak, Kamis.
Dengan tingginya ekspor produk pertanian tersebut pihaknya menggelar pelepasan ekspor pertanian Kalbar untuk memberikan informasi kepada eksportir, instansi terkait, dan masyarakat bahwa Kalbar memiliki potensi yang besar.
“Kegiatan akselerasi ekspor produk pertanian Kalbar ini juga sebagai bentuk dukungan dari Balai Karantina 1 Pontianak untuk kemajuan pertanian di Kalbar terutama dalam ekspornya,” papar dia.
Pihaknya juga telah melakukan tindak lanjut peningkatan ekspor di Kalbar bersama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar. “Bentuknya dengan pembinaan registrasi rencana ekspor manggis dari Kalbar ke Tiongkok,” papar dia.
Sementara itu satu di antara eksportir pinang di Kalbar, Joni Effendi mengatakan bahwa sejak 1 tahun lalu dirinya telah mengekspor pinang ke Vietnam.
“Setiap musim kami ekspor pinang ke Vietnam. Hari ini ada 27 ton yang kami kirim. Permintaan di sana tinggi, berapa pun mau terima,” papar dia.
Ia menyebutkan pinang disuplai dari Jungkat, Kabupaten Mempawah. Harga di tingkat petani pinang kering Rp8.000 – Rp10.000 per kilogram.
“Untuk kelola menjadi barang setengah jadi tentu butuh investor. Saat ini perizinan dan lainnya sudah mudah untuk ekspor. Kami hanya butuh bagaimana di tingkat petani dibina pemerintah agar ada koperasi agar harga pinang stabil,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019