Kepala Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Kubu Raya, Gandhi Setyagraha mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan adanya petani jagung yang tanamannya dirusak oleh Fall Armyworm atau ulat grayak jagung.

"Terus kita pantau, namun sampai saat ini kita belum mendapatkan informasi ada petani jagung kita yang tanamannya diserang ulat jenis ini," kata Gandhi di Sungai Raya, Kamis.

Namun, dirinya mengimbau kepada para petani jagung yang ada di Kubu Raya, khususya di Kecamatan Rasau Jaya sebagai sentra jagung di kabupaten itu, untuk memberikan laporan jika menemukan serangan ulat ini.

Baca juga: FAO ingatkan Kalbar waspada serangan ulat jagung asal Amerika

"Kita akan segera mengambil langkah, jika menemukan hal ini. Namun, sampai saat ini belum ada informasi," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, FAO mengimbau kepada setiap negara untuk mewaspadai serangan ulat grayak jagung yang kini menyebar di 12 provinsi di Indonesia, dua diantaranya di Kalimantan.

Badan Pangan Dunia (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa mengingatkan Provinsi Kalimantan Barat untuk mewaspadai ancaman serangan

"Berdasarkan data, dua provinsi yang mulai terserang adalah Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur," kata Siska Widyawati, National Communication Advisor FAO Indonesia saat dihubungi di Pontianak, Rabu.

Baca juga: Supermarket Spanyol mulai jual jangkrik dan ulat

Ulat grayak jagung adalah serangga hama yang dapat menyerang, merusak atau menghancurkan pertanaman jagung dan tanaman lainnya hanya dalam semalam. Ulat itu mampu bermigrasi (menyebar) ratusan kilometer dan menjadi peringatan bagi petani kecil bahwa tanaman mereka terancam.

Meski ancamannya cukup besar, namun FAO menegaskan bahwa kerusakan yang diakibatkan oleh ulat grayak jagung dapat dikurangi.

Fall armyworm pertama kali terdeteksi di Indonesia pada bulan Maret 2019 di Provinsi Sumatera Barat. Dalam waktu empat bulan saja hama ini telah menyebar ke 12 provinsi di Indonesia yaitu di provinsi di Pulau Sumatra, Jawa dan beberapa bagian Kalimantan. Kementerian Pertanian pun telah menghimpun informasi tentang kerugian dari tanaman yang terinfeksi oleh hama tersebut.

Baca juga: Pemkab Sanggau Turunkan Tim Pembasmi Ulat Bulu

Direktorat Perlindungan Tanaman di Kementerian Pertanian mengimbau semua provinsi untuk waspada terhadap ulat grayak jenis baru (Spodoptera frugiperda). Di lapangan, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) meningkatkan kesadaran petani di daerah yang terkena dampak, dan bersama-sama mereka memantau pertanaman yang terserang.

Fall armyworm adalah hama tanaman asli Amerika. Namun, sejak 2016 telah bergerak agresif ke arah timur, menyapu Afrika, dan mendarat pertama kali di Asia pada pertengahan 2018 di India dan pada Januari tahun ini, sejak itu menyebar ke Bangladesh, Cina, Myanmar, Sri Lanka, Thailand sebelum tiba di Indonesia.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019