Penampilan musisi jazz asal Meksiko, IRESON, mengakhiri malam pertama panggung utama Borneo Jazz Festival 2019 yang digelar di Coco Cabana, Miri, Sarawak, Jumat.

Penonton yang memadati cafe di tepian laut itu tampak antusias menyaksikan kepiawaian dari IRESON yang didirikan oleh Alina Ramirez dan Mario Lopez pada tahun 1991. Komposisi IRESON kini selain keduanya, juga ada Moy Olivera dan Jose Manuel.

Permainan piano dari Alina Ramirez, cabikan bass Mario Lopez, ditambah ketukan drum dari Moy Olivera dan Jose Manuel, membuat penonton ikut terhanyut dalam setiap nada yang dihasilkan. Meski IRESON tampil mulai pukul 11.30 PM waktu setempat atau pukul 22.30 WIB, namun tak mengurangi antusiasme ratusan pengunjung dalam mendengarkan irama yang dihasilkan. Tepuk tangan pun membahana setiap IRESON mengakhiri satu komposisi lagu.

Sebelum IRESON, tampil musisi jazz senior Kirk Lightsey Trio yang dimotori Kirk Lightsey. Kirk Lightsey adalah pianis kelahiran Michigan dengan pencapaian luar biasa dan fleksibilitas yang terus-menerus dalam mengeksplorasi suara dan tekstur baru. Ia juga bekerja dengan sejumlah bintang Jazz utama seperti Firaun Sanders, Chet Baker, Damita Jo dan Marilena Paradisi, antara lain.

Sejak pertengahan 90-an, Lightsey telah tinggal di Prancis, di mana ia terus melakukan tur dan membuat rekaman. Ia juga bermain untuk sesi rekaman hit Motown, dilatih dengan pianis klasik Boris Maximovich dan melakukan tur dengan pemain saksofon jazz Amerika Dexter Gordon selama lima tahun. Dia juga merilis beberapa album, termasuk Nat King Cole tahun 1990 “From Kirk to Nat”, dan 1994 “Goodbye Mr. Evans”. Pada 2015 ia bergabung dengan bassis Tibor Elekes dan drummer Famoudou Don Moye untuk album trio, Le Corbu. Dua tahun kemudian ia berkolaborasi dengan vokalis Marilena Paradasi pada “Some Place Called Where”.

Fox Capture Plan yang tampil pukul 21.00 waktu setempat atau 20.00 WIB, mampu menyajikan musik yang lebih "gahar". Fox Capture Plan dibentuk pada 2011 dengan Ryo Kishimoto pada Piano, Hidehiro Kawai pada Double Bass, dan Tsukasa Inoue pada Drums. Grup ini mampu menggambarkan diri mereka sebagai band Jazz Rock Jepang kontemporer. Pada 2012 mereka merilis mini-album pertama berjudul "Fleksibel" di bawah Playwright Label dan memenangkan Jazz Japan Award 2015 untuk album terbaik tahun ini. Mereka juga bermain di berbagai festival dan tempat, seperti Tokyo Jazz Festival, Fuji Rock Festival, Blue Note Tokyo dan Summer Sonic. September 2018, Fox Capture Plan merilis album ke-7 mereka yang berjudul "Capturism". Selain tampil, mereka juga merekam musik untuk drama televisi dan animasi.

Hari pertama Borneo Jazz Festival 2019, selain musisi-musisi diatas, juga menampilkan Julian Chan Jazz Orchestra. Di panggung Kuda Laut, hadir DJ Maestro yang mengisi acara dari pukul 00.45 - 02.00 waktu setempat.

Borneo Jazz Festival adalah salah satu festival jazz terlama di Malaysia, yang sepenuhnya dimiliki oleh Sarawak Tourism Board dan diorganisir oleh No Black Tie. Tahun ini digelar dari 19 -21 Juli.

Untuk informasi lebih lanjut tentang festival ini termasuk daftar pertunjukan, kegiatan dan sorotan masuk ke https://borneojazzfestival.com atau https://www.facebook.com/borneojazz.official/.

 

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019