Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bengkayang mencanangkan pencarian sumber air baku baru sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya yang terus bertambah.

“Pencarian sumber air tersebut dilakukan PDAM mengingat sumber air yang ada saat ini tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama masyarakat dalam kota dan pada musim kemarau panjang,” ujar Plt. Direktur PDAM kabupaten Bengkayang Supriadi saat dihubungi di Bengkayang, Rabu.

Ia menyebutkan sumber air baku baru atau intake yang akan segera dibangun PDAM adalah di Riam Badauk yang terletak di Saka Dua, Desa Bhakti Mulia, kecamatan Bengkayang.

“Riam Badauk atau air terjun Badauk ini nanti sebagai sumber air baru yang direncanakan oleh dengan harapan dapat menjawab kekurangan air bersih di Kabupaten Bengkayang, selain tidak hanya mengharapkan dari intake PDAM Madi,” katanya.

Letak sumber air baku baru yang direncanakan juga tidak jauh, hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Bengkayang, dan debit air juga masih kuat serta didukung oleh hutan sekitar yang masih terjaga.

“Saat kita melakukan pemeriksaan atau survei lokasi bahwa sumber air Bedauk sangat bersih karena bersumber dari pegunungan setempat. Kapasitas air di prediksi mampu melayani 5 ribuan pelanggan,” ujar dia.

Supriadi mengatakan, sumber air baru tersebut telah diajukan ke pemerintah, dan sudah dilakukan survei oleh Bappeda Bengkayang.

"Kita sudah mengajukan ke Pemda, dan sudah disurvei oleh Bappeda. Hitungan oleh konsultan hasilnya sumber air memadai," papar dia.

Pembangunan sumber air bersih tersebut diupayakan dilaksanakan pada 2020 atau 2021, dengan sumber anggaran dari APBD atau APBN.

"Bengkayang saat ini hanya memiliki dua intake. Intake Madi dan intake Riam Budi. Dua intake ini saat musim kemarau tidak akan mampu melayani lebih kurang dari 6 ribuan pelanggan saja. Kita berharap intake yang akan dibangun nanti mampu memenuhi kebutuhan air bersih di Kota Bengkayang," katanya.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019