Prodi Studi Agama-Agama Institut Agama Islam Negeri Pontianak menggelar sosialisasi mengenai kerukunan antarumat beragama kepada para siswa di SMA Kristen Abdi Wacana di Pontianak, Provinsi Kalbar.

Kepala Sekolah SMA Kristen Abdi Wacana, Ida di Pontianak, Jumat mengaku sangat mengapresiasi sosialisasi tersebut, karena baginya membangun sebuah toleransi perlu diajarkan dari sejak dini.

"Saya sangat senang dan mengapresiasi kegiatan ini, karena membangun sebuah harmonisasi atau toleransi perlu sejak dari dini. Pertama mulai dari keluarga, lingkungan atau sekolah dan masyarakat besar atau tempat kita kerja," ujarnya.

Selain itu, Pelopor Penggerak Kerukunan Yuliantono menjelaskan membentuk rasa toleransi itu perlu pembinaan yang dimulai dari dalam diri pribadi.

"Mengapa perlu sebuah rasa toleransi? Karena hidup ini penuh dengan perbedaan. Kita contohkan saja dengan jari tangan kita, ini terlihat indah karena bentuk dan panjangnya itu tidak sama, bayangkan kalau jari tangan kita itu jari jempol semua, maka akan terlihat aneh bukan? Oleh karena itu toleransi ada itu karena adanya perbedaan dan perbedaan itu sangatlah indah," kata dia.

Ia menambahkan bahwa dalam mewujudkan harmonisasi dan sikap toleransi adalah dengan cara pengenalan karakter dari lingkungan sekitar.

"Karena setiap agama memiliki kaidah masing-masing, dengan satu tujuan yaitu mengantar pada kebaikan. Apapun agamanya, maka kita kembali pada Pancasila. Tidak penting agamamu, yang terpenting adalah lakukan kebaikan kepada orang lain," katanya.

Sementara itu, Ketua Forum Jurusan Studi Agama-Agama Alan mengatakan bahwa tujuan digelarnya kegiatan tersebut adalah untuk menjaga kerukunan antaragama, mengingat Indonesia, khususnya Kalbar sendiri, memiliki banyak agama.

"Mengingat hari ini kerukunan dan harmonisasi di Kalbar sendiri terkadang sulit untuk dilakukan, hal itu terjadi karena ada beberapa faktor pastinya diantaranya adalah karena faktor ekonomi, politik dan sebagainya, oleh karena itu SAA hadir untuk mewujudkan rasa toleransi agar Indonesia damai dan tidak ada perpecahan atau saling menjelekan agama lain," Kata dia.

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019