Ritual mandi safar yang dilaksanakan setiap tahun di Desa Telok Melano adalah sebuah momentum untuk dijadikan sebagai ajang silaturahmi  dan menjadikan tradisi ini yang bernuansakan islam sehingga tidak mengarah ke sifat yang dianggap syirik.

Hal ini diungkapkan Bupati Kayong Utara, Citra Duani ketika menghadiri sekaligus membuka acara mandi safar di pelabuhan Desa Teluk Melano Kecamatan Simpang Hilir, (23/10).

Kegiatan yang diselenggarakan oleh desa teluk melano tersebut juga dihadiri oleh Raja Simpang, Wakapolres Kayong Utara, Polsek Simpang Hilir, Camat Simpang Hilir, Perwakilan dari Perusahaan PT. Harita dan PT. CUS, beberapa Kepala Desa Kecamatan Simpang Hilir, tokoh masyarakat dan tokoh agama serta ratusan masyarakat Teluk Melano.
 
Acara mandi safar di pelabuhan Desa Teluk Melano Kecamatan Simpang Hilir (Humas / Japri)


Pada rangkaian kegiatan ini, Bupati bersama Raja Simpang yang memakai pakaian adat melayu dan beberapa undangan lainnya diarak dengan drum band oleh siswa-siswi SMPN  Simpang Hilir berjalan kaki dari tugu bambu runcing Kecamatan Simpang Hilir menuju ke Pelabuhan Teluk Melano dan disambut dengan pencak silat oleh 2 orang pesilat dari desa teluk melano, kemudian dilanjutkan dengan menyusuri sungai simpang hilir dengan menggunakan kapal hias.

Bupati juga menerangkan bahwa mandi safar ini adalah salah satu adat yang dipercayai oleh masyarakat terdahulu sebagai pembuang sial karena pada bulan safar ini Allah menurunkan 12 ribu ujian kepada umat manusia, dengan demikian kita perlu berdo'a kepada Allah SWT untuk menolak bala agar jangan sampai ada bencana dan musibah di daerah kita ini.

Kemudian Citra berharap agar tahun depan pelaksanaan acara mandi safar di teluk melano lebih meriah lagi dan disponsori oleh pihak perusahaan.
 
Acara mandi safar di pelabuhan Desa Teluk Melano Kecamatan Simpang Hilir (Humas / Japri)



"Untuk pelaksanaan acara mandi safar tahun depan, Saya berharap agar bisa lebih meriah lagi dari sekarang dan tahun-tahun sebelumnya, untuk itu saya menginginkan agar pihak perusahaan seperti PT. Harita dan PT. CUS untuk mensponsori acara ini sehingga panitia penyelenggara tidak kualahan dalam mencari dana," Harap Citra.

Sementara itu, Raja Simpang Sultan M. Jamaludin III (Gusti M. Hukma) mengungkapkan bahwa seni dan budaya perlu dikemabangkan serta dilestarikan.

"Kegiatan mandi safar yang kita laksanakan pada hari ini adalah sebuah rangkaian kegiatan seni dan budaya yang telah dilaksanakan beberapa hari yang lalu dan kegiatan tersebut bertujuan sebagai motipasi dan mendorong masyarakat agar dengan kesadarannya sendiri untuk merawat dan melestarikan serta menumbuhkembangkan warisan budaya dan sejarah masa lampau," Ungkap Raja.

Baca juga: Kubu Raya jadikan Ritual Robo'-robo' ajang wisata unggulan

Selanjutnya Ketua Panitia Penyelenggara mandi safar Amru Chanwari mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai pihak agar kedepan pelaksanaan acara mandi safar di Teluk Melano bisa lebih meriah dan mendunia.

"Saya selaku ketua panitia berharap dukungan dari pemerintah daerah dan berbagai pihak agar kedepan dalam pelaksanaan acara mandi safar di desa teluk melano ini bisa lebih meriah dan melalui acara ini daearah kita bisa dikenal sampai ke mancanegara," Tuturnya.

Baca juga: Tiga suku di Kapuas Hulu akan gelar ritual saat Festival Danau Sentarum
Baca juga: Ribuan tatung Ikuti ritual tolak bala
Baca juga: Warga Bengkayang gelar ritual adat lindungi hutan

Pewarta: Humas / Japri

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019