Rosita (34) seorang ibu warga Desa Ampar Bedang kecamatakecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang usai dipasang alat kontrasepsi KB jenis IUD menceritakan pengalamannya.

"Kami awalnya diundang untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelayanan KB di Kapal Bandong dari tim pelayanan KB bergerak Daerah Aliran Sungai dari BKKBN Kalbar yang menyinggahi desanya. Memang awalnya saat dipasang saya takut untuk menggunakan IUD, tapi setelah saya coba, ternyata tidak terlalu repot, tidak sakit dan tidak lama bidan memasangnya," kata Rosita di Sintang, Sabtu.

Sebelum menggunakan IUD memang banyak rumor beredar bahwa IUD itu bisa berakibat buruk bagi penggunanya.

"Ada yang bilang, waktu dipasang itu sakit, bisa infeksi, tidak bisa punya anak selamanya dan berbagai macam. Tapi setelah saya mendapat keterangan dari petugas. Kemudian, walaupun masih ada rasa takut, saya beranikan pasang IUD. Dan, ternyata memang tidak sakit dan hanya memakan waktu tidak lebih dari tiga menit saja sudah selesai," katanya.

Menurutnya, ia sudah lama ingin menggunakan KB MKJP ini. Namun karena ketidaktahuan dirinya tentang apa itu IUD dan implan maka hal itu belum bisa terlaksana. Apalagi desa tempat ia tinggal sangat sulit untuk dijangkau.

"Kebetulan ada kegiatan pelayanan KB bergerak DAS gratis, yang kemudian saya datangi. Dan kemudian saya mendapat penjelasan akhirnya saya mantapkan menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD dengan masa penggunaannya hingga delapan," katanya.

Seperti yang di jelaskan bidan, kata Rosita, kemudian di yakini bahwa menggunakan IUD ia bisa lebih mengurus suami dan anak-anak. "Dari sinikan kita bisa mengatur jarak kelahiran antara anak, kapan kita harus hamil, bisa mengurus diri sendiri, kita lebih sehat dan mudah-mudahan keluarga saya jadi sejahtera dan bahagia," pungkasnya.



 

Pewarta: Slamet Ardiansyah

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019