Setelah belasan tahun menggunakan alat kontrasepsi KB suntik, dua warga Kecamatan Silat Hilir akhirnya memilih mengunakan KB IUD dan Implan. Keputusan itu, menurut keduanya diambil setelah mendatangi Kapal Bandong tempat pelayanan KB MKJP dari tim ekspedisi pelayanan KB bergerak DAS BKKBN Kalbar yang singgah di Desa Perigi, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu.
"Ini pertama kali saya menggunakan KB MKJP jenis IUD. Memang awalnya saya takut, tapi setelah mendapatkan penjelasan dari ibu bidan di pelayanan KB Kapal Bandong ini, saya memutuskan untuk memasang KB IUD dan suami saya setuju," kata Jumiyati (35) warga Desa Baru di Kapuas Hulu, Minggu.
Menurut Jumiyati, ia saat ini telah memiliki dua anak dan sejak anak pertama, dirinya sudah menggunakan KB dalam menjaga jarak anak.
"Saya sejak mempunyai anak pertama langsung mengunakan KB yaitu KB suntik yang satu bulan. Ini dimaksudkan untuk mengatur jarak anak saya yang nomor satu dengan yang nomor dua dengan jarak lebih tiga tahun," katanya.
Ia mengaku, melalui pengunaan KB keluarganya banyak mendapat manfaat, terutama dalam membangun keluarga sehat dan sejahtera.
"Walau punya anak, tapi saya tidak di repotin hanya mengurus anak bayi setiap tahunnya. Nah, kebetulan usia anak saya yang kecil baru berumur dua tahun, makanya saya putuskan mengunakan IUD dengan masa pengunaan hingga delapan tahun. Dan bila misalnya tiga atau lima tahun saya punya anak, bisa IUD nya di lepas," katanya.
Sementara itu, Rosnawati (26) warga Desa Bukit Enai Kecamaan Silat Hilir juga mengaku ia percaya dengan menggunakan KB dapat memajukan keluarga sejahtera dan bahagia.
"Saya awalnya KB suntik, kebetulan pelayanan DAS BKKBN di Kapal Bandong ini ada pelayanan KB MKJP gratis, maka saya putuskan menggunakan KB implan," katanya.
Sama dengan yang lain ujar Rosnawati, dirinya pada awalnya takut untuk memasang implan. Karena rumor yang beredar, bahwa implan yang dipasang itu dapat keluar sendiri dan banyak lagi hal lainnya.
"Iya awalnya saya takut, namun setelah mendapatkan penjelasan dari ibu bidan saya kemudian yakin dan memutuskan pasang implan. Yang penting kata bu bidan jangan dibasahi dan jangan dulu mengangkat barang yang berat-berat dulu di sebelah tangan yang telah di pasang implan selama tiga sampai lima hari," punkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Ini pertama kali saya menggunakan KB MKJP jenis IUD. Memang awalnya saya takut, tapi setelah mendapatkan penjelasan dari ibu bidan di pelayanan KB Kapal Bandong ini, saya memutuskan untuk memasang KB IUD dan suami saya setuju," kata Jumiyati (35) warga Desa Baru di Kapuas Hulu, Minggu.
Menurut Jumiyati, ia saat ini telah memiliki dua anak dan sejak anak pertama, dirinya sudah menggunakan KB dalam menjaga jarak anak.
"Saya sejak mempunyai anak pertama langsung mengunakan KB yaitu KB suntik yang satu bulan. Ini dimaksudkan untuk mengatur jarak anak saya yang nomor satu dengan yang nomor dua dengan jarak lebih tiga tahun," katanya.
Ia mengaku, melalui pengunaan KB keluarganya banyak mendapat manfaat, terutama dalam membangun keluarga sehat dan sejahtera.
"Walau punya anak, tapi saya tidak di repotin hanya mengurus anak bayi setiap tahunnya. Nah, kebetulan usia anak saya yang kecil baru berumur dua tahun, makanya saya putuskan mengunakan IUD dengan masa pengunaan hingga delapan tahun. Dan bila misalnya tiga atau lima tahun saya punya anak, bisa IUD nya di lepas," katanya.
Sementara itu, Rosnawati (26) warga Desa Bukit Enai Kecamaan Silat Hilir juga mengaku ia percaya dengan menggunakan KB dapat memajukan keluarga sejahtera dan bahagia.
"Saya awalnya KB suntik, kebetulan pelayanan DAS BKKBN di Kapal Bandong ini ada pelayanan KB MKJP gratis, maka saya putuskan menggunakan KB implan," katanya.
Sama dengan yang lain ujar Rosnawati, dirinya pada awalnya takut untuk memasang implan. Karena rumor yang beredar, bahwa implan yang dipasang itu dapat keluar sendiri dan banyak lagi hal lainnya.
"Iya awalnya saya takut, namun setelah mendapatkan penjelasan dari ibu bidan saya kemudian yakin dan memutuskan pasang implan. Yang penting kata bu bidan jangan dibasahi dan jangan dulu mengangkat barang yang berat-berat dulu di sebelah tangan yang telah di pasang implan selama tiga sampai lima hari," punkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019