Perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang ada di Sarawak, Malaysia, sangat mendukung kegiatan pelayanan paspor sistem "jemput bola" yang dilakukan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching.
"Kami tentunya sangat mendukung adanya program pelayanan pembuatan paspor dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh KJRI Kuching kepada para PMI (pekerja migran Indonesia) yang kerja di perusahaan kami," kata Staf Sime Darby Plantation Sarawak Sdn Bhd, Wan Sopan Sofian bin wan Muhammad, di Bintulu, Senin.
Dengan adanya pelayanan jemput bola ini katanya, perusahaannya sangat terbantu. Khususnya kepada PMI dalam mengurus atau memperpanjang paspor dan permit kerja mereka sekaligus, karena tanpa harus mengganggu pekerjaan mereka.
"Biasanya, kalau ingin mengurus paspor, mereka harus ke KJRI di Kuching, karena jaraknya jauh, mereka harus menginap di sana dan bisa sampai empat hari. Kemudian selain memakan waktu lama juga memerlukan biaya yang besar untuk makan minum, sewa kamar untuk menginap selama mengurus paspor di KJRI Kuching," katanya.
Sementara itu, Nelsiana Bonusu (27) salah seorang PMI asal Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan dirinya sangat mengapresiasi upaya jemput bola yang dilakukan KJRI Kuching untuk perpanjangan paspor.
"Saya masuk ke Sarawak, Malaysia ini sejak 2016 lalu. Saya termasuk beruntung bisa mendapatkan pelayanan pembuatan paspor melalui sistem jemput bola, sehingga tidak perlu ke Kuching dan cukup di perusahaan tempat bekerja saja, kerana pihak KJRI datang sendiri. Dan pelayanannya juga sangat mudah dan cepat yang penting persyaratan sudah lengkap," katanya.
Nelsiana mengaku, ia bersama suami membawa anaknya bekerja di perusahaan sawit Sime Darby Plantation Sarawak Sdn Bhd, hal itu dilakukan untuk mencari rezeki di Malaysia guna merubah hidup keluarganya lebih baik lagi.
"Dengan perhatian pemerintah Indonesia terhadap para PMI termasuk kami ini, kami ucapkan banyak terima kasih khususnya kepada KJRI Kuching," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Kami tentunya sangat mendukung adanya program pelayanan pembuatan paspor dengan sistem jemput bola yang dilakukan oleh KJRI Kuching kepada para PMI (pekerja migran Indonesia) yang kerja di perusahaan kami," kata Staf Sime Darby Plantation Sarawak Sdn Bhd, Wan Sopan Sofian bin wan Muhammad, di Bintulu, Senin.
Dengan adanya pelayanan jemput bola ini katanya, perusahaannya sangat terbantu. Khususnya kepada PMI dalam mengurus atau memperpanjang paspor dan permit kerja mereka sekaligus, karena tanpa harus mengganggu pekerjaan mereka.
"Biasanya, kalau ingin mengurus paspor, mereka harus ke KJRI di Kuching, karena jaraknya jauh, mereka harus menginap di sana dan bisa sampai empat hari. Kemudian selain memakan waktu lama juga memerlukan biaya yang besar untuk makan minum, sewa kamar untuk menginap selama mengurus paspor di KJRI Kuching," katanya.
Sementara itu, Nelsiana Bonusu (27) salah seorang PMI asal Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengatakan dirinya sangat mengapresiasi upaya jemput bola yang dilakukan KJRI Kuching untuk perpanjangan paspor.
"Saya masuk ke Sarawak, Malaysia ini sejak 2016 lalu. Saya termasuk beruntung bisa mendapatkan pelayanan pembuatan paspor melalui sistem jemput bola, sehingga tidak perlu ke Kuching dan cukup di perusahaan tempat bekerja saja, kerana pihak KJRI datang sendiri. Dan pelayanannya juga sangat mudah dan cepat yang penting persyaratan sudah lengkap," katanya.
Nelsiana mengaku, ia bersama suami membawa anaknya bekerja di perusahaan sawit Sime Darby Plantation Sarawak Sdn Bhd, hal itu dilakukan untuk mencari rezeki di Malaysia guna merubah hidup keluarganya lebih baik lagi.
"Dengan perhatian pemerintah Indonesia terhadap para PMI termasuk kami ini, kami ucapkan banyak terima kasih khususnya kepada KJRI Kuching," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019