Pontianak (ANTARA) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi RI bersama KJRI Kuching menargetkan 10 ribu WNI khususnya para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sarawak, Malaysia, mendapatkan Layanan Istimewa Sarawak (Lapis Sarawak) terkait kelengkapan dokumen atau pembaruan paspor.
"Program pelayanan paspor ini sudah kami lakukan sejak awal November 2023 dengan langsung mendatangi para WNI atau PMI ke tempat kerjanya di perusahaan-perusahaan sawit. Kegiatan pertama kami lakukan di Sibu, kemudian lanjut ke Bintulu dan akan diakhiri di Miri hingga akhir Desember 2023," kata Staf Teknis Imigrasi KJRI Kuching, Tri Hernanda Reza di Bintulu, Malaysia, Rabu.
Reza mengatakan, pelaksanaan program Lapis Sarawak ini sengaja dilakukan agar seluruh WNI yang masuk, tinggal dan bekerja khususnya di Sarawak Malaysia ini memiliki dokumen atau paspor.
Di Sarawak ini, banyak PMI yang bekerja jauh di perkebunan sawit, bahkan masuk hingga ke pelosok daerah yang sulit terjangkau. Reza menyebutkan dengan adanya kegiatan jemput bola pelayanan paspor ini sangat membantu para PMI.
"Karena jika tidak kami lakukan, maka para PMI harus membutuhkan waktu dua hingga empat hari dan biaya yang cukup besar saat ingin mengurus dokumen paspor ke kantor KJRI yang berada di Kuching. Intinya pelayanan jemput bola ini untuk mempermudah, mempercepat dan bisa dijangkau para PMI yang berada sangat jauh," ujar Reza.
Ia menambahkan, kegiatan itu juga merupakan wujud nyata perlindungan kepada para WNI di negara manapun berada. Dan melalui kegiatan itu, KJRI juga melakukan sosialisasi terkait peraturan yang sudah seharusnya di taati oleh para WNI saat masuk, tinggal dan bekerja di negara lain seperti di Sarawak.
Hingga November 2023 ini kata Reza, sudah sebanyak 3555 orang WNI yang di deportasi oleh pemerintah Malaysia. Sementara itu KJRI Kuching di saat yang sama telah merepatriasikan sebanyak 172 orang WNI.
Sementara itu mewakili pihak perusahaan yang pekerja PMI nya mendapatkan pelayanan paspor program jemput bola, Senior Manager Perusahaan Sawit Jelalong, Wendy Syahfani bin Ahmad mengatakan perusahaan sawit yang memperkerjakan para PMI tentu sangat terbantu.
"Kegiatan pelayanan seperti ini sungguh sangat baik, ini juga sangat menguntungkan baik untuk kami pihak perusahaan maupun bagi pekerja PMI yang bekerja di ladang sawit kami. Mereka tidak perlu jauh untuk buat pembaruan dokumen paspor dan bisa fokus bekerja," kata Wendy.
Ditjen Imigrasi menargetkan 10.000 PMI dapatkan program Lapis Sarawak
Rabu, 15 November 2023 22:11 WIB