Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak bekerjasama OPDKB dan BKKBN Kalbar mengelar program magang III dan Program Kreativitas Masyarakat (PKM), dalam mengarap program ketahanan keluarga Lansia dan rentan.
"Jumlah mahasiswa yang ikut sebanyak 600 lebih dan yang mengikuti warkshop ini sebanyak 40 orang. Mahasiswa itu tidak hanya fokus pada pembelajaran di kelas, karena pembelajaran yang sebenarnya adalah di lapangan," kata Rektor IKIP PGRI Pontianak, Rustam di Pontianak, Kamis.
Baca juga: BKKBN sudah bentuk 338 Kampung KB di Kalbar
Menurutnya, program ini bukan hanya untuk menyambut kegiatan dari BKKBN, akan tetapi bagi IKIP PGRI yang merupakan lembaga perguruan tinggi yang menaungi mahasiswa dari unsur pendidikan, berkeinginan ada pendidikan dalam wujud nyata dengan melibatkan mahasiswa untuk terjun di lapangan langsung.
"Dan, disaat mereka mencari data tentang Lansia, disana yang saya harapkan pertama mereka tahu bagaimana berkomunikasi dengan para orangtua dan meresapi di dalam batin masing-masing, beginilah kondisi orangtua mereka, terutama yang jarang ketemu karena kuliah di Pontianak. Dan dengan hal ini para mahasiswa kami dapat lebih menghargai jerih payah serta menyayangi orang tuanya," jelasnya.
Rustam mengaku, dalam kerja sama ini mahasiswa tidak mendapatkan honor. "Kami memang butuh PKM itu sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat," tambahnya
Baca juga: BKKBN Kalbar gelar pertemuan kelompok kerja Kampung Keluarga Berencana
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana mengatakan kegiatan workshop itu merupakan momentum untuk mempersiapkan, setidaknya dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu mahasiswa yang akan menyiapkan diri menjadi pelaku keluarga dan pencapaian program tentang ketahanan keluarga bagi BKKBN.
Ia menambahkan, BKKBN ingin dicoba mengandengkan bersama program pendataan keluarga yang akan dilakukan tahun depan dengan serentak di seluruh wilayah Kalbar.
"Ini akan dilakukan dengan pendekatan dua model, yakni online dan model fever, yaitu melalui tulisan kertas dan langsung melalui android. Apa lagi mahasiswa ini merupakan sumber daya yang sangat familiar terhadap online atau android itu.
Baca juga: Jika masuk ZI-WBK, BKKBN Kalbar harus melakukan perubahan
Diakuinya, para kader-kader KB yang ada di desa-desa itu hampir sebagian besar kesulitan untuk mempergunakan HP android untuk melakukan kegiatan pendataan keluarga.
Ia berharap dengan hal ini pada tahun 2020, pendataan keluarga di Kalbar yang dilakukan serentak seluruh keluarga hasilnya lebih baik lagi. "Menurut saya mahasiswa menjadi satu diantara peluang untuk melakukan pendataan keluarga 2020. Dan tidak hanya mahasiawa IKIP PGRI kami juga kemungkinan juga akan melakukan kerja sama dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang ada di Pontianak," terangnya.
Baca juga: BKKBN menjadikan data konkret sebagai peta keluarga
Baca juga: Cegah stunting dengan menjaga keseimbangan gizi Balita
Baca juga: Kepala BKKBN Kalbar sebut pelayanan DAS Kapuas perlu disempurnakan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Jumlah mahasiswa yang ikut sebanyak 600 lebih dan yang mengikuti warkshop ini sebanyak 40 orang. Mahasiswa itu tidak hanya fokus pada pembelajaran di kelas, karena pembelajaran yang sebenarnya adalah di lapangan," kata Rektor IKIP PGRI Pontianak, Rustam di Pontianak, Kamis.
Baca juga: BKKBN sudah bentuk 338 Kampung KB di Kalbar
Menurutnya, program ini bukan hanya untuk menyambut kegiatan dari BKKBN, akan tetapi bagi IKIP PGRI yang merupakan lembaga perguruan tinggi yang menaungi mahasiswa dari unsur pendidikan, berkeinginan ada pendidikan dalam wujud nyata dengan melibatkan mahasiswa untuk terjun di lapangan langsung.
"Dan, disaat mereka mencari data tentang Lansia, disana yang saya harapkan pertama mereka tahu bagaimana berkomunikasi dengan para orangtua dan meresapi di dalam batin masing-masing, beginilah kondisi orangtua mereka, terutama yang jarang ketemu karena kuliah di Pontianak. Dan dengan hal ini para mahasiswa kami dapat lebih menghargai jerih payah serta menyayangi orang tuanya," jelasnya.
Rustam mengaku, dalam kerja sama ini mahasiswa tidak mendapatkan honor. "Kami memang butuh PKM itu sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat," tambahnya
Baca juga: BKKBN Kalbar gelar pertemuan kelompok kerja Kampung Keluarga Berencana
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Kusmana mengatakan kegiatan workshop itu merupakan momentum untuk mempersiapkan, setidaknya dua tujuan yang ingin dicapai, yaitu mahasiswa yang akan menyiapkan diri menjadi pelaku keluarga dan pencapaian program tentang ketahanan keluarga bagi BKKBN.
Ia menambahkan, BKKBN ingin dicoba mengandengkan bersama program pendataan keluarga yang akan dilakukan tahun depan dengan serentak di seluruh wilayah Kalbar.
"Ini akan dilakukan dengan pendekatan dua model, yakni online dan model fever, yaitu melalui tulisan kertas dan langsung melalui android. Apa lagi mahasiswa ini merupakan sumber daya yang sangat familiar terhadap online atau android itu.
Baca juga: Jika masuk ZI-WBK, BKKBN Kalbar harus melakukan perubahan
Diakuinya, para kader-kader KB yang ada di desa-desa itu hampir sebagian besar kesulitan untuk mempergunakan HP android untuk melakukan kegiatan pendataan keluarga.
Ia berharap dengan hal ini pada tahun 2020, pendataan keluarga di Kalbar yang dilakukan serentak seluruh keluarga hasilnya lebih baik lagi. "Menurut saya mahasiswa menjadi satu diantara peluang untuk melakukan pendataan keluarga 2020. Dan tidak hanya mahasiawa IKIP PGRI kami juga kemungkinan juga akan melakukan kerja sama dengan mahasiswa dari perguruan tinggi lain yang ada di Pontianak," terangnya.
Baca juga: BKKBN menjadikan data konkret sebagai peta keluarga
Baca juga: Cegah stunting dengan menjaga keseimbangan gizi Balita
Baca juga: Kepala BKKBN Kalbar sebut pelayanan DAS Kapuas perlu disempurnakan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019