Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengatakan penyerapan anggaran untuk tahun 2019 di provinsi itu dipastikan hanya mencapai 91 persen.

"Untuk penyerapan anggaran tahun ini kemungkinan hanya mencapai 91 persen, lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 98 persen," kata Sutarmidji di Pontianak, Selasa.

Dia menjelaskan, rendahnya penyerapan anggaran tersebut dikarenakan ada beberapa proyek yang ditunda dan digeser yang jumlahnya mencapai 11 proyek.

"Karena saya tidak ingin pengerjaannya tidak berkualitas. Seperti di Jembatan Tebas tidak sesuai seharusnya jika tidak cukup waktu jangan dilakukan dan ini kita geser pengerjaannya tahun depan," ucapnya.

Menurut dia,  beberapa pekerjaan telah selesai meski APBD tahun 2019 merupakan transisi pertama ia selaku Gubernur Kalbar sehingga masih banyak target yang akan ia realisasikan.

"Beberapa akan diselesaikan termasuk pendidikan gratis bisa dijalankan semua kawasan dengan tahapan termasuk desa mandiri agar melampui target," tuturnya.

Pertumbuhan ekonomi, untuk Kalbar diakui mantan Walikota Pontianak dua periode ini meski tidak sebesar tahun lalu tetapi berhasil tidak jauh dari angka nasional.

"Kalau peluang investasi paling besar peluangnya di Kalbar dan kita juga punya badan pengelola perbatasan daerah meski baru Entikong yang berkembang dan Aruk juga sedang dievaluasi, sudah ada wisma sudah ada pasar juga ada meski harus dihidupkan kembali dan harus tertib," ujarnya.

Pada 2020 kembali menargetkan pembangunan fisik seperti bangunan kantor dan RS selesai.

"Untuk RS total Rp240 miliar dengan luas 18ribu meter persegi karena selain fokus pada insfrastruktur Kalbar akan melakukan percepatan yang menjadi daya dongkrak dalam segala hal," katanya.

Baca juga: APBD Perubahan Kalbar TA 2019 menjadi Rp6,1 triliun lebih

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019