Gerhana matahari berikutnya akan bisa dilihat di Indonesia pada 2023 berupa gerhana matahari total yang bisa dilihat secara sempurna di Papua, sementara gerhana matahari cincin baru akan terjadi lagi pada 2031, menurut pakar astronomi Riser Fahdiran.
"Yang terdekat dan yang besar itu gerhana matahari total yang akan terjadi pada tahun 2023 di Papua, yang lain akan dapat sebagian atau gerhana matahari parsial," ujar Riser ketika ditemui usai konferensi pers pengamatan gerhana matahari cincin di Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) di Jakarta Pusat, Kamis.
Sebelumnya, terjadi fenomena gerhana matahari cincin hari ini dengan titik terbaik untuk melihat bentuk cincin sempurna berada di Kabupaten Siak di Riau dan kota Singkawang di Kalimantan Barat.
Sementara itu, daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Jawa hanya melihat gerhana matahari parsial atau sebagian.
Gerhana matahari cincin adalah fenomena ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Menurut Riser, fenomena gerhana matahari cincin berikutnya akan melintasi Indonesia pada 2031. Sebenarnya, ujar dia gerhana matahari bukanlah sesuatu yang langka tapi kemungkinan terjadi di suatu tempat yang samalah yang tergolong langka.
Tahun depan, Indonesia tidak akan melihat gerhana matahari lagi kecuali di Kalimantan Utara yang akan mengalami gerhana matahari parsial. Tapi kemungkinan besar hanya sebagian kecil karena titik pusatnya sendiri berada di daerah China, menurut anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) Ananda Reza.
"Tahun 2020 ada yang lewat Indonesia, tapi hanya di Kalimantan Utara, itu pun gerhana matahari parsial tipis sekali karena memang pusatnya di China," tegas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Yang terdekat dan yang besar itu gerhana matahari total yang akan terjadi pada tahun 2023 di Papua, yang lain akan dapat sebagian atau gerhana matahari parsial," ujar Riser ketika ditemui usai konferensi pers pengamatan gerhana matahari cincin di Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) di Jakarta Pusat, Kamis.
Sebelumnya, terjadi fenomena gerhana matahari cincin hari ini dengan titik terbaik untuk melihat bentuk cincin sempurna berada di Kabupaten Siak di Riau dan kota Singkawang di Kalimantan Barat.
Sementara itu, daerah lain di Indonesia seperti di Pulau Jawa hanya melihat gerhana matahari parsial atau sebagian.
Gerhana matahari cincin adalah fenomena ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.
Menurut Riser, fenomena gerhana matahari cincin berikutnya akan melintasi Indonesia pada 2031. Sebenarnya, ujar dia gerhana matahari bukanlah sesuatu yang langka tapi kemungkinan terjadi di suatu tempat yang samalah yang tergolong langka.
Tahun depan, Indonesia tidak akan melihat gerhana matahari lagi kecuali di Kalimantan Utara yang akan mengalami gerhana matahari parsial. Tapi kemungkinan besar hanya sebagian kecil karena titik pusatnya sendiri berada di daerah China, menurut anggota Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) Ananda Reza.
"Tahun 2020 ada yang lewat Indonesia, tapi hanya di Kalimantan Utara, itu pun gerhana matahari parsial tipis sekali karena memang pusatnya di China," tegas dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019