Badan Pengatur Makanan dan Obat-obatan Amerika Serikat (FDA) sudah mengeluarkan izin penggunaan alat tes cepat pertama untuk diagnosis virus corona, dengan waktu deteksi sekitar 45 menit, kata pengembang alat uji itu, Cepheid, Sabtu (21/3).

Cepheid mengatakan dalam pernyataan bahwa perusahaan, yang berbasis di California dalam bidang diagnosis molekul, itu telah menerima izin penggunaan darurat dari FDA untuk menerapkan tes tersebut.

Baca juga: Kominfo deteksi 177 hoaks terkait corona

Pengujian dari Cepheid sebagian besar akan digunakan di rumah dan unit gawat darurat.

Cepheid mengatakan alat uji direncanakan mulai dikirimkan ke rumah-rumah sakit pekan depan.

FDA, melalui pernyataan terpisah, membenarkan bahwa pihaknya sudah memberikan persetujuan.

FDA mengatakan Cepheid berniat mulai menyediakan pengujian itu pada 30 Maret.

Baca juga: Laboratorium Balitbangkes mampu deteksi virus corona sesuai standar WHO

Menurut proses pengujian yang berlaku saat ini, sampel uji corona harus dikirimkan ke sebuah laboratorium yang terpusat dan memerlukan waktu berhari-hari untuk mendapatkan hasilnya.

"Dengan alat-alat baru, seperti diagnosis di tempat perawatan, kita bergerak menuju tahap pengujian baru, yang tesnya akan jauh lebih mudah diakses oleh warga Amerika yang membutuhkan," kata Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar, Sabtu.

Tes diagnostik untuk virus penyebab COVID-19 itu dirancang untuk digunakan pada seluruh 23.000 Sistem GeneXpert otomatis buatan Cepheid di seluruh dunia, kata perusahaan itu.

Sistem tersebut tidak mengharuskan pengguna menjalani pelatihan khusus untuk melakukan pengujian. Selain itu, sistem mampu berjalan sepanjang waktu, kata Kepala Cepheid Warren Kocmond dalam pernyataan itu.

Cepheid tidak memberikan keterangan lebih rinci atau menyebutkan harga pengujian tersebut.

FDA bergegas memperluas kemampuan pemindaian virus corona sementara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan berbagai pihak untuk memperhatikan "ketertiban dan kedisiplinan" di pasar peralatan kesehatan, yang dibutuhkan untuk memerangi wabah.

Sumber: Reuters

Baca juga: Perwakilan WHO akui Indonesia mampu deteksi virus novel corona 2019
Baca juga: Pernah ke Putussibau pasien dalam pengawasan Covid-19 meninggal di Pontianak

Pewarta: Tia Mutiasari

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020