Angka kematian pasien COVID-19 di Amerika Serikat (AS) mencapai angka 20.223 kasus per Sabtu (11/4) dan menjadi yang tertinggi di dunia, menurut catatan situs penyedia data pandemi virus corona worldometers.info.
Angka yang tinggi itu mungkin saja bisa menjadi salah satu pertanda bahwa pandemi ini akan segera mencapai puncaknya, mengingat kasus kematian per hari di AS sempat mencapai hampir 2.000 kasus selama empat hari berturut-turut.
Baca juga: Analis perkirakan lebih 81 ribu kematian akibat COVID-19 di AS
Italia melaporkan angka kematian tertinggi kedua di dunia dengan jumlah 19.468 kasus, sedangkan Spanyol setelahnya dengan jumlah 16.535 kasus.
Populasi masyarakat di AS terhitung sebanyak lima kali lipat dibandingkan jumlah populasi Italia, dan mendekati tujuh kali lipat dibandingkan Spanyol.
Para pakar kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa kasus kematian yang terjadi di AS dapat melonjak hingga 200.000 kasus pada musim panas jika perintah berdiam di dalam rumah dicabut setelah 30 hari diberlakukan.
Perintah tersebut mulai diterapkan beberapa pekan belakangan ini di 42 dari 50 negara bagian di AS, dan bagaimana pun memberikan dampak ekonomi yang tidak ringan. Sejumlah pakar ekonomi memperkirakan 20 juta orang kehilangan pekerjaannya per akhir bulan ini.
Secara global, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari 1,7 juta orang dengan hampir 108 ribu kasus berujung pada kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Malaysia laporkan 16 kematian akibat COVID-19
Baca juga: Kematian akibat COVID-19 di Malaysia bertambah, dua di Sarawak
Baca juga: Singapura laporkan dua kematian pertama akibat Covid-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Angka yang tinggi itu mungkin saja bisa menjadi salah satu pertanda bahwa pandemi ini akan segera mencapai puncaknya, mengingat kasus kematian per hari di AS sempat mencapai hampir 2.000 kasus selama empat hari berturut-turut.
Baca juga: Analis perkirakan lebih 81 ribu kematian akibat COVID-19 di AS
Italia melaporkan angka kematian tertinggi kedua di dunia dengan jumlah 19.468 kasus, sedangkan Spanyol setelahnya dengan jumlah 16.535 kasus.
Populasi masyarakat di AS terhitung sebanyak lima kali lipat dibandingkan jumlah populasi Italia, dan mendekati tujuh kali lipat dibandingkan Spanyol.
Para pakar kesehatan masyarakat telah memperingatkan bahwa kasus kematian yang terjadi di AS dapat melonjak hingga 200.000 kasus pada musim panas jika perintah berdiam di dalam rumah dicabut setelah 30 hari diberlakukan.
Perintah tersebut mulai diterapkan beberapa pekan belakangan ini di 42 dari 50 negara bagian di AS, dan bagaimana pun memberikan dampak ekonomi yang tidak ringan. Sejumlah pakar ekonomi memperkirakan 20 juta orang kehilangan pekerjaannya per akhir bulan ini.
Secara global, kini virus corona telah menjangkiti lebih dari 1,7 juta orang dengan hampir 108 ribu kasus berujung pada kematian.
Sumber: Reuters
Baca juga: Malaysia laporkan 16 kematian akibat COVID-19
Baca juga: Kematian akibat COVID-19 di Malaysia bertambah, dua di Sarawak
Baca juga: Singapura laporkan dua kematian pertama akibat Covid-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020