India akan membuka kembali mal, restoran, dan tempat ibadah mulai pekan depan, meskipun infeksi virus corona meningkat pada laju harian tercepat dalam tiga bulan terakhir.
Karena ingin memulihkan ekonomi yang lumpuh akibat COVID-19 dan mengizinkan jutaan orang kembali bekerja, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi melonggarkan penguncian besar-besaran terhadap 1,3 miliar populasi yang diberlakukan pada Maret lalu.
Namun, pedoman ketat akan menyertai pelonggaran pembatasan pada Senin (8/6).
Di tempat ibadah, orang-orang akan diminta mencuci tangan dan kaki mereka sebelum masuk, dan tidak akan ada persembahan makanan atau percikan air suci, demikian pula larangan menyentuh patung dewa-dewa atau kitab suci.
"Mengingat potensi ancaman penyebaran infeksi, sejauh memungkinkan, musik atau lagu yang direkam tetap dapat dimainkan (tetapi) paduan suara atau kelompok bernyanyi tidak diizinkan," kata kementerian dalam negeri India dalam situs resminya.
Tempat-tempat ibadah di India, terutama kuil-kuil Hindu, menarik ribuan orang dan bangunannya biasanya tidak cukup besar untuk memungkinkan jarak sosial.
Pengelola Kuil Sai yang terkenal di Delhi, telah melukis petunjuk berupa lingkaran-lingkaran di jalan untuk tempat para pengunjung berdiri sehingga mereka bisa mengatur jarak sosial saat masuk melalui koridor-koridor sempit.
Sementara itu, tamu hotel akan dicek suhu tubuhnya, penggunaan masker akan diwajibkan setiap saat, dan restoran harus mengatur meja-meja untuk menjaga jarak sosial ketika dibuka kembali pada Senin, menurut aturan yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri federal.
Total infeksi COVID-19 di India telah mencapai 226.770 kasus dengan 6.348 kematian, kata kementerian kesehatan pada Jumat. Pada tingkat pertumbuhan saat ini, beban kasus akan melampaui Italia dalam dua hari ke depan untuk menjadi yang terbesar keenam di dunia.
Dengan pemikiran ini, beberapa ahli kesehatan memperingatkan akan pembukaan kembali yang tergesa-gesa.
"Mencegah pembentukan kluster (infeksi COVID-19) adalah kebutuhan saat ini. Kita membuka tempat-tempat keagamaan terlalu cepat, terlalu cepat. Dewa-dewa dapat menunggu," Giridhar R Babu, ahli epidemiologi di Yayasan Kesehatan Masyarakat India, menulis dalam akun Twitternya.
"Meningkatnya kasus di Delhi mengkhawatirkan," kata Menteri Kesehatan federal Harsh Vardhan pada pertemuan peninjauan dengan pejabat kota di mana ia mendesak mereka untuk meningkatkan pengawasan.
Berdasarkan data kementerian kesehatan setempat, terdapat 9.851 kasus baru dalam 24 jam terakhir, atau naik dari rata-rata pertumbuhan harian pekan lalu sekitar 8.000 kasus. Mumbai, Delhi, dan Chennai adalah wilayah yang paling terdampak.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran berencana buka kembali masjid dan sekolah
Baca juga: Garuda Indonesia buka kembali rute Jakarta-London-Bali
Baca juga: Warung dan restoran di Kubu Raya kembali buka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Karena ingin memulihkan ekonomi yang lumpuh akibat COVID-19 dan mengizinkan jutaan orang kembali bekerja, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi melonggarkan penguncian besar-besaran terhadap 1,3 miliar populasi yang diberlakukan pada Maret lalu.
Namun, pedoman ketat akan menyertai pelonggaran pembatasan pada Senin (8/6).
Di tempat ibadah, orang-orang akan diminta mencuci tangan dan kaki mereka sebelum masuk, dan tidak akan ada persembahan makanan atau percikan air suci, demikian pula larangan menyentuh patung dewa-dewa atau kitab suci.
"Mengingat potensi ancaman penyebaran infeksi, sejauh memungkinkan, musik atau lagu yang direkam tetap dapat dimainkan (tetapi) paduan suara atau kelompok bernyanyi tidak diizinkan," kata kementerian dalam negeri India dalam situs resminya.
Tempat-tempat ibadah di India, terutama kuil-kuil Hindu, menarik ribuan orang dan bangunannya biasanya tidak cukup besar untuk memungkinkan jarak sosial.
Pengelola Kuil Sai yang terkenal di Delhi, telah melukis petunjuk berupa lingkaran-lingkaran di jalan untuk tempat para pengunjung berdiri sehingga mereka bisa mengatur jarak sosial saat masuk melalui koridor-koridor sempit.
Sementara itu, tamu hotel akan dicek suhu tubuhnya, penggunaan masker akan diwajibkan setiap saat, dan restoran harus mengatur meja-meja untuk menjaga jarak sosial ketika dibuka kembali pada Senin, menurut aturan yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri federal.
Total infeksi COVID-19 di India telah mencapai 226.770 kasus dengan 6.348 kematian, kata kementerian kesehatan pada Jumat. Pada tingkat pertumbuhan saat ini, beban kasus akan melampaui Italia dalam dua hari ke depan untuk menjadi yang terbesar keenam di dunia.
Dengan pemikiran ini, beberapa ahli kesehatan memperingatkan akan pembukaan kembali yang tergesa-gesa.
"Mencegah pembentukan kluster (infeksi COVID-19) adalah kebutuhan saat ini. Kita membuka tempat-tempat keagamaan terlalu cepat, terlalu cepat. Dewa-dewa dapat menunggu," Giridhar R Babu, ahli epidemiologi di Yayasan Kesehatan Masyarakat India, menulis dalam akun Twitternya.
"Meningkatnya kasus di Delhi mengkhawatirkan," kata Menteri Kesehatan federal Harsh Vardhan pada pertemuan peninjauan dengan pejabat kota di mana ia mendesak mereka untuk meningkatkan pengawasan.
Berdasarkan data kementerian kesehatan setempat, terdapat 9.851 kasus baru dalam 24 jam terakhir, atau naik dari rata-rata pertumbuhan harian pekan lalu sekitar 8.000 kasus. Mumbai, Delhi, dan Chennai adalah wilayah yang paling terdampak.
Sumber: Reuters
Baca juga: Iran berencana buka kembali masjid dan sekolah
Baca juga: Garuda Indonesia buka kembali rute Jakarta-London-Bali
Baca juga: Warung dan restoran di Kubu Raya kembali buka
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020