"Nilai komitmen bisnis yang berhasil dicatat dari kepesertaan Indonesia pada pameran tersebut adalah sebesar Rp17 miliar,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Selasa.
Dirinya mengatakan, dalam ajang yang digelar pada 9-11 Agustus tersebut, Indonesia diwakili oleh enam perusahaan dan desainer furnitur, yakni Cocoon Asia dan Handyanto Hardian, Chakra Naga Furniture dan Chyntia Margareth, Wisanka dan Suskariyanto, Dekor Asia Jayakarya dan Gege Noby, Satori Rattan dan Zulyo Kumara, serta Nafarrel Furniture dan Vincentius Aldi Masella.
Lebih lanjut, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Ignatius Warsito mengatakan, India memiliki potensi pasar yang cukup besar dan menjanjikan.
Hal itu karena berdasarkan data IndexPlus, pasar konsumen India memiliki potensi yang diprediksi menjadi terbesar ketiga di dunia pada tahun 2027.
Selain itu, persentase populasi India yang tinggal di daerah perkotaan kini tercatat meningkat sebanyak 37 persen dan terus mengalami peningkatan, dengan nilai pasar furnitur India mencapai 41 miliar dolar AS.
"Potensi pasar yang besar dan tren pasar furnitur yang dinamis kami harapkan bisa menjadi perhatian seluruh pelaku industri furnitur, termasuk para desainer furnitur, yang berperan besar dalam menciptakan tren desain furnitur yang marketable,” kata dia.
Selain memperluas pasar ke India, Kemenperin juga mengupayakan perluasan ekspor ke negara nontradisional lainnya, hal itu karena berdasarkan data Expert Market Research, nilai pasar furnitur global tahun 2023 tercatat sebesar 629 miliar dolar AS, serta pada tahun 2024 diproyeksikan tumbuh hingga 5 persen.
Sebelumnya Kementerian Perindustrian mengatakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) industri furnitur pada semester I tahun 2024 mencapai 0,50 persen. Hal ini merupakan kabar baik, mengingat pada dua tahun terakhir industri ini mengalami kontraksi.