Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengajak seluruh stakeholder dan masyarakat kota itu untuk memerangi dan tetap waspada serta menolak keberadaan narkoba.
"Sudah lebih dari tiga juta orang yang terpapar narkoba. Kita berharap masyarakat Kota Pontianak, terutama anak muda, jangan pernah mencoba-coba narkoba," kata Edi Rusdi Kamtono usai menghadiri peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) melalui video conference di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, momentum HANI pada peringatan tahun ini harus dijadikan semangat untuk memerangi narkoba secara bersama-sama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian, tingkat pengguna narkoba meningkat saat pandemi COVID-19. "Hal ini menjadi tantangan semua pihak untuk terus berupaya menekan peredaran narkoba," ujarnya.
Edi menegaskan akan memberikan tindakan tegas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terbukti menyalahgunakan narkoba. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak secara rutin melakukan tes urine terhadap ASN, mulai dari pejabat eselon, staf hingga guru. "Berdasarkan tes yang dilakukan ditemukan ada yang positif sehingga diberikan sanksi tegas serta rehabilitasi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pontianak AKBP Agus Sudiman menambahkan, meningkatnya penyalahgunaan narkoba saat pandemi COVID-19 memiliki korelasi karena beban hidup kian berat yang berakibat pada tingkat stres semakin tinggi.
"Masyarakat yang tidak sanggup menghadapi beban hidup yang kian sulit sehingga melakukan hal-hal yang menyimpang, karena ingin menafkahi keluarganya dengan cara gampang, mereka mungkin ada yang menjadi pelaku atau pengedar narkoba. Bisa karena stres sehingga pelariannya menggunakan narkoba, indikasinya ada demikian," sebutnya.
Agus menerangkan, rata-rata pengguna narkoba pada usia produktif. Berdasarkan data yang masuk ke Tim Asesmen Terpadu (TAT) BNN jumlah yang diajukan dari penyidik melebihi target.
Target asesmen BNN Kota Pontianak hanya 50 persen asesmen. Jumlah tersebut berbeda dibandingkan tahun lalu karena BNN harus mencari target untuk dilakukan asesmen. "Dalam tahun ini kita lebih banyak melakukan upaya pencegahan, untuk pencegahan kita berkolaborasi dengan BNN Provinsi Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Sudah lebih dari tiga juta orang yang terpapar narkoba. Kita berharap masyarakat Kota Pontianak, terutama anak muda, jangan pernah mencoba-coba narkoba," kata Edi Rusdi Kamtono usai menghadiri peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) melalui video conference di Pontianak, Jumat.
Menurutnya, momentum HANI pada peringatan tahun ini harus dijadikan semangat untuk memerangi narkoba secara bersama-sama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian, tingkat pengguna narkoba meningkat saat pandemi COVID-19. "Hal ini menjadi tantangan semua pihak untuk terus berupaya menekan peredaran narkoba," ujarnya.
Edi menegaskan akan memberikan tindakan tegas bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang terbukti menyalahgunakan narkoba. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak secara rutin melakukan tes urine terhadap ASN, mulai dari pejabat eselon, staf hingga guru. "Berdasarkan tes yang dilakukan ditemukan ada yang positif sehingga diberikan sanksi tegas serta rehabilitasi," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pontianak AKBP Agus Sudiman menambahkan, meningkatnya penyalahgunaan narkoba saat pandemi COVID-19 memiliki korelasi karena beban hidup kian berat yang berakibat pada tingkat stres semakin tinggi.
"Masyarakat yang tidak sanggup menghadapi beban hidup yang kian sulit sehingga melakukan hal-hal yang menyimpang, karena ingin menafkahi keluarganya dengan cara gampang, mereka mungkin ada yang menjadi pelaku atau pengedar narkoba. Bisa karena stres sehingga pelariannya menggunakan narkoba, indikasinya ada demikian," sebutnya.
Agus menerangkan, rata-rata pengguna narkoba pada usia produktif. Berdasarkan data yang masuk ke Tim Asesmen Terpadu (TAT) BNN jumlah yang diajukan dari penyidik melebihi target.
Target asesmen BNN Kota Pontianak hanya 50 persen asesmen. Jumlah tersebut berbeda dibandingkan tahun lalu karena BNN harus mencari target untuk dilakukan asesmen. "Dalam tahun ini kita lebih banyak melakukan upaya pencegahan, untuk pencegahan kita berkolaborasi dengan BNN Provinsi Kalbar," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020