Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalbar bersama instansi terkait berkomitmen dan terus melakukan pembinaan terhadap perusahaan dan perkebunan sawit untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di daerah itu.

"Disbun Kalbar bersama instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas LHK, Distan TPH Kalbar dan Manggala Agni mengawal pencegahan karhutla sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing terutama pembinaan," ujar Kadisbun Kalbar Heronimus Hero di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan pihaknya membina kelengkapan sarana prasarana penanganan karhutla di perusahaan swasta perkebunan sesuai peraturan yang berlaku dan akan memberikan sanksi administrasi jika sarana prasarana tersebut tidak sesuai.

"Disbun Kalbar juga secara tertulis melalui tanda tangan Gubernur Kalbar sudah mengimbau kepada bupati serta seluruh perusahaan untuk mengantisipasi karhutla sejak Maret 2020 yang lalu. Bahkan beberapa perusahaan sudah dilakukan kunjungan untuk mengingatkan," kata dia.

Ia juga mendorong perusahaan dapat melakukan pendampingan terhadap masyarakat sekitar kebun agar ketika buka lahan tidak membakar atau membantu dengan peralatan.

"Perusahaan atau korporasi menjadi mitra yang strategis dalam mencegah kebakaran di areal kebun masyarakat," katanya.

Ia juga meminta perusahaan dapat membantu mensosialisasikan pembukaan lahan tanpa bakar sekaligus menjaga areal kebun masyarakat di sekitar lokasi perkebunan perusahaan dari kebakaran lahan.

"Korporasi harus dapat membantu mengawal dan mengedukasi para pekebun baik yg menjadi plasma maupun pekebun mandiri yang berada di sekitar areal korporasi agar tidak membuka lahan dengan membakar," papar dia.

Ia menyebutkan sarana utama yang harus dimiliki korporasi tersebut di antaranya menara api (fire tower) untuk pengamatan, peralatan pemadam kebakaran, embung air dan lainnya.

"Saat ini dari pantauan kita sudah ada perusahaan melengkapi sarana dan prasarananya. Terima kasih kami sampaikan untuk mendukung program pemerintah untuk mencegah karhutla. Nah, bagi perusahaan belum lengkap kita terus mendorong," kata dia.

Sebelumnya pada 2019 lalu, Kalbar dilanda bencana kabut asap karena karhutla. Dampak kabut asap bukan hanya pada kesehatan namun juga merambah pada sektor ekonomi. Sebagian besar aktivitas ekonomi terdampak, maskapai penerbangan dan otoritas penerbangan juga ikut harus membatalkan aktivitas, pengiriman barang juga terhambat, termasuk sektor pariwisata.

Bencana kabut asap juga memberikan rasa trauma di tengah masyarakat sehingga perlu peran semua pihak untuk melakukan pencegahan agar tidak terulang kembali.

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020