Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalimantan Barat (Kalbar) menyambut baik surat edaran Wali Kota Pontianak pekan ini terkait resepsi pernikahan sudah bisa digelar di perhotelan sehingga hal itu bisa membangkitkan lagi sektor jasa tersebut.
Ketua PHRI Kalbar Yuliardi Qamal, mengatakan hal ini akan membuat industri perhotelan di Pontianak kembali bergairah meskipun daya beli belum pulih karena adanya pengetatan anggaran dari segmen pemerintah dan korporasi, namun dibukanya kembali gelaran pesta perkawinan bisa sedikit membantu.
“Pengusaha hotel, losmen, vila, dan sejenisnya kini berusaha bertahan dengan berbagai cara. Memasuki masa normal baru hotel membuka kembali layanan mereka. Karena hotel di Pontianak ini mengandalkan adanya acara, tentu diizinkannya kembali pesta pernikahan sangat membantu,” ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia optimis pada semester kedua tahun ini sektor hotel akan jauh lebih baik. Terlebih apabila sektor penerbangan dan penyelenggaraan acara massal diperbolehkan lagi.
Dia memaparkan pemasukan utama hotel di Pontianak sebagian berasal dari gelaran meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE),
“Sebagai kota jasa dan perdagangan dan pusat pemerintahan, hotel di kita memang bergantung dari adanya ajang MICE. Makanya okupansi tertinggi terjadi di hari kerja,” katanya.
Senada Anggota DPRD Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar menyambut baik dibukanya kembali sektor MICE di Pontianak. Menurutnya kebijakan ini sudah sejalan dengan keinginan dan kebutuhan serta situasi masyarakat saat ini. Pasalnya sejauh ini tingkat penularan COVID-19 di Pontianak terpantau rendah.
"Industri MICE memiliki dampak yang luas. Mereka yang tergantung pada industri ini adalah event organizer, penyelenggara pesta pernikahan, tempat hiburan, katering, penyewaan tenda, sound system, gedung dan sebagainya. Sama seperti sektor yang sebelumnya sudah dibuka, protokol kesehatan yang ketat seharusnya bisa diterapkan pada mereka, seperti di sektor lain,” kata dia.
Pihaknya juga memuji kiprah pemerintah daerah dan tim gugus tugas di Kalbar yang mampu menangani pandemi COVID-19 dengan baik.
Terbukti dengan angka pertumbuhan kasus baru yang landai. Bahkan beberapa kali tercatat nol kasus baru. Sedangkan angka kesembuhan terus meningkat.
“Dibandingkan dengan daerah lain, Kalbar sangat bagus angkanya. Mudah-mudahan ini berbanding lurus dengan iklim bisnis dan investasi di kita,” ungkap dia.
Menurutnya, sebagai kota jasa dan perdagangan Pontianak sangat tergantung dari cepat lambatnya aktivitas ekonomi warganya.
“Apabila semua kegiatan ekonomi sudah beroperasi kembali, maka lambat laun napas Pontianak akan kembali stabil. Kita tetap waspada dengan COVID-19, tetapi penghidupan masyarakat sangat penting pula untuk dijaga,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Ketua PHRI Kalbar Yuliardi Qamal, mengatakan hal ini akan membuat industri perhotelan di Pontianak kembali bergairah meskipun daya beli belum pulih karena adanya pengetatan anggaran dari segmen pemerintah dan korporasi, namun dibukanya kembali gelaran pesta perkawinan bisa sedikit membantu.
“Pengusaha hotel, losmen, vila, dan sejenisnya kini berusaha bertahan dengan berbagai cara. Memasuki masa normal baru hotel membuka kembali layanan mereka. Karena hotel di Pontianak ini mengandalkan adanya acara, tentu diizinkannya kembali pesta pernikahan sangat membantu,” ujarnya di Pontianak, Sabtu.
Ia optimis pada semester kedua tahun ini sektor hotel akan jauh lebih baik. Terlebih apabila sektor penerbangan dan penyelenggaraan acara massal diperbolehkan lagi.
Dia memaparkan pemasukan utama hotel di Pontianak sebagian berasal dari gelaran meeting, incentive, convention dan exhibition (MICE),
“Sebagai kota jasa dan perdagangan dan pusat pemerintahan, hotel di kita memang bergantung dari adanya ajang MICE. Makanya okupansi tertinggi terjadi di hari kerja,” katanya.
Senada Anggota DPRD Kota Pontianak Zulfydar Zaidar Mochtar menyambut baik dibukanya kembali sektor MICE di Pontianak. Menurutnya kebijakan ini sudah sejalan dengan keinginan dan kebutuhan serta situasi masyarakat saat ini. Pasalnya sejauh ini tingkat penularan COVID-19 di Pontianak terpantau rendah.
"Industri MICE memiliki dampak yang luas. Mereka yang tergantung pada industri ini adalah event organizer, penyelenggara pesta pernikahan, tempat hiburan, katering, penyewaan tenda, sound system, gedung dan sebagainya. Sama seperti sektor yang sebelumnya sudah dibuka, protokol kesehatan yang ketat seharusnya bisa diterapkan pada mereka, seperti di sektor lain,” kata dia.
Pihaknya juga memuji kiprah pemerintah daerah dan tim gugus tugas di Kalbar yang mampu menangani pandemi COVID-19 dengan baik.
Terbukti dengan angka pertumbuhan kasus baru yang landai. Bahkan beberapa kali tercatat nol kasus baru. Sedangkan angka kesembuhan terus meningkat.
“Dibandingkan dengan daerah lain, Kalbar sangat bagus angkanya. Mudah-mudahan ini berbanding lurus dengan iklim bisnis dan investasi di kita,” ungkap dia.
Menurutnya, sebagai kota jasa dan perdagangan Pontianak sangat tergantung dari cepat lambatnya aktivitas ekonomi warganya.
“Apabila semua kegiatan ekonomi sudah beroperasi kembali, maka lambat laun napas Pontianak akan kembali stabil. Kita tetap waspada dengan COVID-19, tetapi penghidupan masyarakat sangat penting pula untuk dijaga,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020