Sejumlah pengendara di ruas jalan Tekudak-Tanjung Kecamatan Kalis wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat mengeluhkan kondisi jalan di daerah tersebut yang mengalami kerusakan cukup serius.
Menurut keterangan sejumlah warga jalan Tekudak-Tanjung itu rusak di sejumlah titik seperti di Nanga Danau dan Bahenap, salah satu penyebabnya sering di lalui truk bermuatan kayu.
"Jika musim hujan jalan itu sulit di lalui, apalagi truk bermuatan kayu lalu lalang melintas, akibatnya jalan semakin rusak dan banyak berlubang," kata seorang pengendara sepeda motor, Antonius Yanto yang melintasi jalan di daerah Nanga Danau Kecamatan Kalis Kapuas Hulu, Minggu.
Menurut Yanto, jalan dan sejumlah jembatan di daerah Nanga Tubuk dan Nanga Danau itu memang sudah lama rusak, namun kerusakan semakin bertambah saat musim hujan dan sering di lintasi kendaraan bermuatan berat.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air Kapuas Hulu, Muhammad Kharbi mengakui kondisi ruas jalan Tekudak-Tanjung mengalami kerusakan di sejumlah titik, bahkan hingga ke daerah ujung di Bahenap.
"Jalan itu sebenarnya salah satu prioritas kami, namun keterbatasan anggaran ditambah lagi terkendala pandemi COVID-19, anggaran sangat terbatas," jelas Kharbi.
Ia mengatakan jika pun penanganan darurat bisa di tangani melalui Unit Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (UPJJ) sepanjang dana masih tersedia.
Menurut Kharbi, kerusakan mulai dari Nanga Danau hingga Bahenap dengan ruas jalan yang cukup panjang, sehingga penanganan memerlukan anggaran cukup besar.
Sedangkan, di daerah lain di wilayah Kapuas Hulu juga masih ada sejumlah ruas jalan yang kondisinya harus segera di tangani agar akses masyarakat tidak terputus.
"Kami akan berupaya penanganan jalan di daerah Nanga Danau, tapi saat ini belum bisa karena memang keterbatasan anggaran karena COVID-19, sedangkan di daerah Bahenap itu masuk hutan lindung akan memerlukan proses panjang dalam penanganan karena berkaitan dengan izin kawasan," kata Khabri.
Terkait kendaraan bermuatan berat seperti truk kayu, Khabri juga mengakui menjadi salah satu persoalan, karena jika pun ditangani hanya sementara, maka kondisinya akan kembali rusak.
"Kita berikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pengendara bermuatan beban berat seperti truk bermuatan kayu agar jangan dulu melintas di jalan tersebut," ucap dia.
Tidak hanya itu, Khabri juga meminta masyarakat untuk tetap bersabar karena di tengah keterbatasan anggaran pemerintah akan tetap berupaya membangun infrastruktur di Kapuas Hulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Menurut keterangan sejumlah warga jalan Tekudak-Tanjung itu rusak di sejumlah titik seperti di Nanga Danau dan Bahenap, salah satu penyebabnya sering di lalui truk bermuatan kayu.
"Jika musim hujan jalan itu sulit di lalui, apalagi truk bermuatan kayu lalu lalang melintas, akibatnya jalan semakin rusak dan banyak berlubang," kata seorang pengendara sepeda motor, Antonius Yanto yang melintasi jalan di daerah Nanga Danau Kecamatan Kalis Kapuas Hulu, Minggu.
Menurut Yanto, jalan dan sejumlah jembatan di daerah Nanga Tubuk dan Nanga Danau itu memang sudah lama rusak, namun kerusakan semakin bertambah saat musim hujan dan sering di lintasi kendaraan bermuatan berat.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Sumber Daya Air Kapuas Hulu, Muhammad Kharbi mengakui kondisi ruas jalan Tekudak-Tanjung mengalami kerusakan di sejumlah titik, bahkan hingga ke daerah ujung di Bahenap.
"Jalan itu sebenarnya salah satu prioritas kami, namun keterbatasan anggaran ditambah lagi terkendala pandemi COVID-19, anggaran sangat terbatas," jelas Kharbi.
Ia mengatakan jika pun penanganan darurat bisa di tangani melalui Unit Pemeliharaan Jalan dan Jembatan (UPJJ) sepanjang dana masih tersedia.
Menurut Kharbi, kerusakan mulai dari Nanga Danau hingga Bahenap dengan ruas jalan yang cukup panjang, sehingga penanganan memerlukan anggaran cukup besar.
Sedangkan, di daerah lain di wilayah Kapuas Hulu juga masih ada sejumlah ruas jalan yang kondisinya harus segera di tangani agar akses masyarakat tidak terputus.
"Kami akan berupaya penanganan jalan di daerah Nanga Danau, tapi saat ini belum bisa karena memang keterbatasan anggaran karena COVID-19, sedangkan di daerah Bahenap itu masuk hutan lindung akan memerlukan proses panjang dalam penanganan karena berkaitan dengan izin kawasan," kata Khabri.
Terkait kendaraan bermuatan berat seperti truk kayu, Khabri juga mengakui menjadi salah satu persoalan, karena jika pun ditangani hanya sementara, maka kondisinya akan kembali rusak.
"Kita berikan pemahaman kepada masyarakat khususnya pengendara bermuatan beban berat seperti truk bermuatan kayu agar jangan dulu melintas di jalan tersebut," ucap dia.
Tidak hanya itu, Khabri juga meminta masyarakat untuk tetap bersabar karena di tengah keterbatasan anggaran pemerintah akan tetap berupaya membangun infrastruktur di Kapuas Hulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020