Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie menyalurkan bantuan 124 paket konversi BBM ke BBG dari Kementerian ESDM kepada Nelayan Kota Singkawang di Batu Burung Singkawang.

"Untuk tahun ini, Singkawang mendapat bantuan 124 paket BBG dari Kementerian ESDM. Bantuan ini disalurkan kepada nelayan di Kota Singkawang," kata Tjhai Chui Mie di Singkawang, Kamis. 

Dijelaskannya, program konversi BBM ke BBG untuk nelayan merupakan amanat Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2019 tentang penyediaan, pendistribusian dan penetapan harga LPG tabung 3 kilogram untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran dan mesin pompa air bagi petani sasaran.

Sebagaimana diketahui, katanya, ada banyak manfaat dari program konversi tersebut bagi nelayan sasaran, yaitu harga yang lebih murah dari BBM. 

"Penghematan biaya operasional dengan menggunakan LPG bisa berkisar 30-50 persen dibandingkan BBM jenis minyak solar," tuturnya.

Selain itu, perawatan mesin lebih mudah dan aman dalam penggunaannya. Menurutnya, bahan bakar gas yang dikompresi dan ditampung dalam tabung bertekanan tinggi merupakan bahan bakar yang aman baik bagi pengguna maupun untuk mesinnya. 

"Karena emisi lebih rendah yakni BBG memiliki hasil pembakaran yang lebih bersih dibandingkan BBM," ungkapnya. 

Hal ini disebabkan rantai karbon gas lebih pendek dibandingkan minyak, sehingga angka oktan BBG menjadi lebih tinggi dari BBM dan emisi CO2 yang dihasilkan pun lebih rendah dari BBM. 

"Program ini diharapkan bisa membantu ekonomi nelayan kecil yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 GT (Gross Tonnage)," jelasnya. 

Tjhai Chui Mie mengungkapkan, program pemerintah pusat yang diturunkan sampai ke daerah diharapkan dapat membantu meringankan beban perekonomian nelayan. 

"Namun apapun kegiatannya sangat tergantung kepada komitmen atau kemauan pada masyarakat nelayan sendiri. Apabila kegiatan konversi BBM ke BBG maupun kegiatan-kegiatan lainnya dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab, mudah-mudahan kegiatan konversi ini mencapai hasil yang kita harapkan," tuturnya. 

Kepada semua nelayan, pesannya, yang telah berhasil lulus verifikasi dan mendapat kepercayaan untuk mengikuti program ini diharapkan benar-benar menjaga amanah ini dengan merawat barang-barang yang dipercayakan kepada nelayan, jangan ditelantarkan apalagi dijual karena nantinya akan berurusan dengan aparat penegak hukum. 

Analis Kelaikan Teknik Migas Kementerian ESDM, Frambia Widiasty mengatakan, kegiatan pendistribusian paket perdana konversi BBM ke BBG untuk kapal penangkap ikan bagi nelayan sasaran telah mulai dilaksanakan di Kota Singkawang sejak tahun 2018 lalu. 

"Tahun ini kita distribusi sebanyak 124 paket, sehingga tahun ini sudah yang kedua kalinya Kota Singkawang mendapatkan program konversi BBM ke BBG dari Kementerian ESDM," katanya. 

Menurutnya, program ini sangat memiliki makna bagi kemudahan akses energi dimana nelayan diberikan pilihan terhadap energi yang akan digunakan.

"Selain itu, program ini juga tentunya akan memberikan dampak pada perekonomian nelayan yaitu dapat mengurangi biaya melaut bagi nelayan sampai dengan Rp50 ribu per hari. Sehingga program konversi ini harus dilaksanakan secara tepat sasaran bagi para nelayan," ujarnya. 

Pemberian paket perdana dari pemerintah ini gratis untuk para nelayan, sehingga diharapkan nelayan dapat memanfaatkan dan merawatnya dengan baik. "Jangan diperjual belikan, karena ini merupakan bantuan pemerintah," ungkapnya. 

Sementara Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Singkawang, Yusnita Fitriadi berharap program ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh nelayan. 

"Karena masih belum dapat dipastikan apakah Singkawang masih ada peluang untuk mendapatkan bantuan dari pusat di tahun-tahun yang akan datang," katanya. 

Bantuan yang diberikan, katanya, khusus untuk yang berbahan bakar bensin. Dengan BBG tentunya akan lebih hemat dan ramah lingkungan. "Yang terpenting kepada penerima mohon mesin dirawat dan jangan disalahgunakan apa lagi dijual," ujarnya.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020