Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pontianak menggelar kegiatan terpadu Program Pangan Jajanan Anak Sekolah, Desa Pangan Aman Dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas di Kabupaten Landak, Kamis.
Kepala BBPOM Pontianak Mojaza Sirait di Landak, Kamis, mengatakan pertemuan itu membahas dua agenda yakni pertama program prioritas nasional yaitu Program Pangan Jajanan Anak Sekolah, Desa Pangan Aman Dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas.
Baca juga: Karolin keluarkan Surat Edaran tentang penguatan pangan di tengah pandemi
Bahasan kedua mengenai Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan guna pembentukan tim terpadu kepentingan dan pengawasan obat dan makanan di Kabupaten Landak.
Dia menjelaskan kegiatan Terpadu Program Pangan Jajanan Anak Sekolah yakni jumlah sekolah yang diintervensi adalah 12 sekolah yang memiliki komitmen yang baik untuk mengimplementasikan program keamanan pangan.
Baca juga: Landak siap jadi lumbung pangan Kalbar
Baca juga: Karolin dorong masyarakat tanam sayuran di pekarangan rumah
Menurut dia, sekolah yang dipilih diutamakan yang sudah mendapatkan intervensi dari BPOM namun belum mendapatkan sertifikat PBKPKS serta merupakan target intervensi program berbasis sekolah dari K/L lain (Sekolah Ramah Anak-KPPA, Sekolah Sehat-Kemendikbud/Kemenag/Kemenkes, Sekolah Adiwiyata-KLHK).
Sedangkan untuk Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas yang akan diintervensi adalah pasar yang ditemukan ada potensi peredaran bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan di pasar tersebut dan pasar yang menjadi pilot Pasar Sehat Kementerian Kesehatan.
Di tempat yang sama, Bupati Landak Karolin menyambut baik tiga program BBPOM di Pontianak karena mengatasi dan mengawasi obat dan makanan yang aman memang harus dilakukan bersama-sama.
Baca juga: Ini upaya Kabupaten Landak dukung diversifikasi pangan lokal
"Ini program yang sangat bagus apalagi untuk menjaga panganan yang aman dan sehat untuk para pelajar, dan menurut saya program ini bisa kita lanjutkan dengan program yang sudah dibina di Puskesmas. Jadi ini ada 12 sekolah yang akan ditunjuk, saya minta 4 sekolah yang berada di wilayah zona merah stunting. Untuk pasar kita tujukan ke pasar rakyat yang ada di Kota Ngabang ini saja," kata Karolin.
Untuk program Desa Pangan Aman memiliki kriteria yakni jumlah desa yang akan diintervensi adalah empat desa dengan satu desa adalah desa stunting, Kepala Desa/Lurah mempunyai komitmen untuk melaksanakan program keamanan pangan secara berkelanjutan, mempunyai potensi untuk pengembangan ekonomi desa melalui program keamanan pangan, pengembangan wisata, industri, mempunyai sumber daya lokal melimpah. Desa itu juga membutuhkan bantuan perbaikan keamanan pangan terkait adanya penyakit akibat pangan (foodborne diseases), termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan dan memiliki program yang dapat disinergikan dan di kolaborasi dengan program Keamanan Pangan Desa.
"Kita punya daerah prioritas stunting yang sudah ditetapkan dengan SK Bupati sehingga dengan adanya program dari BBPOM kita dapat bersama-sama mengatasi program stunting di Kabupaten Landak. Saya berharap BBPOM bisa masuk ke desa yang terpencil karena di wilayah tersebut aksesnya sulit dan terpencil dan kurang pengawasan sehingga bisa saja obat dan makan yang tidak aman masuk ke sana," papar Karolin.
Baca juga: Dinas Pertanian Landak panen padi demplot varietas unggul bersertifikat
Baca juga: Kabupaten Landak lakukan penguatan pangan dengan menanam padi unggulan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala BBPOM Pontianak Mojaza Sirait di Landak, Kamis, mengatakan pertemuan itu membahas dua agenda yakni pertama program prioritas nasional yaitu Program Pangan Jajanan Anak Sekolah, Desa Pangan Aman Dan Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas.
Baca juga: Karolin keluarkan Surat Edaran tentang penguatan pangan di tengah pandemi
Bahasan kedua mengenai Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 3 Tahun 2017 tentang Peningkatan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan guna pembentukan tim terpadu kepentingan dan pengawasan obat dan makanan di Kabupaten Landak.
Dia menjelaskan kegiatan Terpadu Program Pangan Jajanan Anak Sekolah yakni jumlah sekolah yang diintervensi adalah 12 sekolah yang memiliki komitmen yang baik untuk mengimplementasikan program keamanan pangan.
Baca juga: Landak siap jadi lumbung pangan Kalbar
Baca juga: Karolin dorong masyarakat tanam sayuran di pekarangan rumah
Menurut dia, sekolah yang dipilih diutamakan yang sudah mendapatkan intervensi dari BPOM namun belum mendapatkan sertifikat PBKPKS serta merupakan target intervensi program berbasis sekolah dari K/L lain (Sekolah Ramah Anak-KPPA, Sekolah Sehat-Kemendikbud/Kemenag/Kemenkes, Sekolah Adiwiyata-KLHK).
Sedangkan untuk Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas yang akan diintervensi adalah pasar yang ditemukan ada potensi peredaran bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan di pasar tersebut dan pasar yang menjadi pilot Pasar Sehat Kementerian Kesehatan.
Di tempat yang sama, Bupati Landak Karolin menyambut baik tiga program BBPOM di Pontianak karena mengatasi dan mengawasi obat dan makanan yang aman memang harus dilakukan bersama-sama.
Baca juga: Ini upaya Kabupaten Landak dukung diversifikasi pangan lokal
"Ini program yang sangat bagus apalagi untuk menjaga panganan yang aman dan sehat untuk para pelajar, dan menurut saya program ini bisa kita lanjutkan dengan program yang sudah dibina di Puskesmas. Jadi ini ada 12 sekolah yang akan ditunjuk, saya minta 4 sekolah yang berada di wilayah zona merah stunting. Untuk pasar kita tujukan ke pasar rakyat yang ada di Kota Ngabang ini saja," kata Karolin.
Untuk program Desa Pangan Aman memiliki kriteria yakni jumlah desa yang akan diintervensi adalah empat desa dengan satu desa adalah desa stunting, Kepala Desa/Lurah mempunyai komitmen untuk melaksanakan program keamanan pangan secara berkelanjutan, mempunyai potensi untuk pengembangan ekonomi desa melalui program keamanan pangan, pengembangan wisata, industri, mempunyai sumber daya lokal melimpah. Desa itu juga membutuhkan bantuan perbaikan keamanan pangan terkait adanya penyakit akibat pangan (foodborne diseases), termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan dan memiliki program yang dapat disinergikan dan di kolaborasi dengan program Keamanan Pangan Desa.
"Kita punya daerah prioritas stunting yang sudah ditetapkan dengan SK Bupati sehingga dengan adanya program dari BBPOM kita dapat bersama-sama mengatasi program stunting di Kabupaten Landak. Saya berharap BBPOM bisa masuk ke desa yang terpencil karena di wilayah tersebut aksesnya sulit dan terpencil dan kurang pengawasan sehingga bisa saja obat dan makan yang tidak aman masuk ke sana," papar Karolin.
Baca juga: Dinas Pertanian Landak panen padi demplot varietas unggul bersertifikat
Baca juga: Kabupaten Landak lakukan penguatan pangan dengan menanam padi unggulan
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021