Aktivitas perekonomian warga Desa Ampar Bedang Kecamatan Binjai, Kabupaten Sintang mulai menggeliat pasca penyalaan listrik yang dilakukan PLN pada bulan Desember tahun 2020 lalu. Tiga bulan menikmati listrik PLN, kini warga mulai merasakan berbagai manfaat terutama dalam upaya meningkatkan perekonomian keluarga.
Sebelum menikmati listrik PLN, untuk keperluan penerangan dimalam hari, warga menggunakan mesin genset.
Baca juga: Sinergi BUMN, PLN siapkan keandalan pasokan listrik jangka panjang blok rokan
"Itupun hanya bisa kami hidupkan dalam beberapa jam saja, karena biaya operasionalnya cukup tinggi. Setiap bulan kami harus mengeluarkan biaya antara 800 ribu hingga 1 juta rupiah, belum termasuk biaya pemeliharaan jika sewaktu-waktu mesin gensetnya rusak," ungkap Toni, Kepala Desa Ambar Bedang.
Menurut Toni, warga desa yang sehari-harinya bekerja di kebun karet merasa listrik menjadi tumpuan harapan untuk dapat merubah kualitas hidup, anak-anak pun dapat belajar dengan tenang di malam hari.
Sementara itu, General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo mengungkapkan, untuk melistriki Desa Ampar Bedang, pihaknya telah melakukan pembangunan jaringan listrik tegangan menengah (JTM) sepanjang 3,02 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 4,97 kms, dan gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 160 kVA.
"Kami terus berupaya untuk melakukan pembangunan dan perluasan infrastruktur kelistrikan, agar semakin banyak warga yang tinggal di pelosok desa dapat segera menikmati listrik dari PLN, namun tentunya disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki oleh perusahaan," ungkap Ari.
Ari berharap, dengan masuknya listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia di desa tersebut.
Baca juga: PLN siap jalankan keputusan pemerintah perpanjang stimulus listrik periode April - Juni 2021
Baca juga: PLN Nyalakan Listrik delapan Desa Daerah Perbatasan RI - Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Sebelum menikmati listrik PLN, untuk keperluan penerangan dimalam hari, warga menggunakan mesin genset.
Baca juga: Sinergi BUMN, PLN siapkan keandalan pasokan listrik jangka panjang blok rokan
"Itupun hanya bisa kami hidupkan dalam beberapa jam saja, karena biaya operasionalnya cukup tinggi. Setiap bulan kami harus mengeluarkan biaya antara 800 ribu hingga 1 juta rupiah, belum termasuk biaya pemeliharaan jika sewaktu-waktu mesin gensetnya rusak," ungkap Toni, Kepala Desa Ambar Bedang.
Menurut Toni, warga desa yang sehari-harinya bekerja di kebun karet merasa listrik menjadi tumpuan harapan untuk dapat merubah kualitas hidup, anak-anak pun dapat belajar dengan tenang di malam hari.
Sementara itu, General Manager PLN Kalbar, Ari Dartomo mengungkapkan, untuk melistriki Desa Ampar Bedang, pihaknya telah melakukan pembangunan jaringan listrik tegangan menengah (JTM) sepanjang 3,02 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 4,97 kms, dan gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 160 kVA.
"Kami terus berupaya untuk melakukan pembangunan dan perluasan infrastruktur kelistrikan, agar semakin banyak warga yang tinggal di pelosok desa dapat segera menikmati listrik dari PLN, namun tentunya disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang dimiliki oleh perusahaan," ungkap Ari.
Ari berharap, dengan masuknya listrik akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia di desa tersebut.
Baca juga: PLN siap jalankan keputusan pemerintah perpanjang stimulus listrik periode April - Juni 2021
Baca juga: PLN Nyalakan Listrik delapan Desa Daerah Perbatasan RI - Malaysia
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021