Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian TPH Provinsi Kalimantan Barat, Endang Kusumayanti mengatakan pengembangan jeruk dengan teknologi buah berjenjang sepanjang tahun (Bujangseta) di Kabupaten Sambas seluas 1.000 hektare pada 2021 ini.
“Kegiatan pengembangan penerapan jeruk dengan teknologi Bujangseta di Sambas tersebut dituangkan dalam Inpres Nomor 1 tahun 2021, tentang percepatan pembangunan ekonomi pada kawasan perbatasan negara di Aruk, Mootain dan Skouw. Kabupaten Sambas satu di antara daerah perbatasan,” ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menyebutkan pengembangan jeruk dengan teknologi Bujangseta di Kabupaten Sambas tersebut tersebar di lima kecamatan yakni i Kecamatan Semparuk Sambas sebawi sekarang dan Sambas.
Baca juga: Harga Jeruk Sambas anjlok, hanya Rp 3 ribu per kilogram
“Untuk tahun ini bukan hanya sebatas pengembangan namun juga ada pengembangan industri pengolahan dan pengemasan komoditas jeruk di Sambas tepatnya di Kecamatan Semparuk,” kata dia.
Terkait luasan tanaman jeruk di Kabupaten Sambas yang dikenal sentra jeruk di Kalbar tersebut hingga 2020 sudah sudah mencapai luas panen 5.571 hektare dengan luas produksi 115.275 ton dan produktivitas 20,69 ton per hektare.
Sedangkan untuk luas panen di Kalbar sendiri hingga 2020 untuk tanaman jeruk mencapai 6.215 hektare dengan luasan produksi 133.383 ton dan produktivitas 21,46 ton per hektare,” katanya.
“Pada 2020 mengalami penurunan produksi. Penyebabnya karena ada sebagian tanaman jeruk yang sudah kurang produksinya dan ada juga teknik pembiaran atau tidak dirawat intensif pada saat harga jeruk murah. sehingga tidak berbuah,” sebutnya.
Dinas Pertanian TPH Kalbar Kalbar sendiri menurutnya telah memiliki instalasi Citrus Centre yang ada di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Citrus Centre tersebut memiliki luas 1,4 hektare, dengan populasi 700 batang. Tanaman jeruk saat ini sudah berumur 2 tahun dan sudah menerapkan teknologi Bujangseta secara mandiri.
“Kehadiran Citrus Centre ini diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran bagi petani jeruk yang ada di Kabupaten Sambas dan Kalbar umumnya,” harap dia.
Baca juga: Daniel soroti penyebaran hoaks penyuntikan jeruk Sambas
Baca juga: Petani jeruk di Tebas laporkan akun medsos
Baca juga: Kementan batal pangkas bantuan program hortikultura Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
“Kegiatan pengembangan penerapan jeruk dengan teknologi Bujangseta di Sambas tersebut dituangkan dalam Inpres Nomor 1 tahun 2021, tentang percepatan pembangunan ekonomi pada kawasan perbatasan negara di Aruk, Mootain dan Skouw. Kabupaten Sambas satu di antara daerah perbatasan,” ujarnya di Pontianak, Kamis.
Ia menyebutkan pengembangan jeruk dengan teknologi Bujangseta di Kabupaten Sambas tersebut tersebar di lima kecamatan yakni i Kecamatan Semparuk Sambas sebawi sekarang dan Sambas.
Baca juga: Harga Jeruk Sambas anjlok, hanya Rp 3 ribu per kilogram
“Untuk tahun ini bukan hanya sebatas pengembangan namun juga ada pengembangan industri pengolahan dan pengemasan komoditas jeruk di Sambas tepatnya di Kecamatan Semparuk,” kata dia.
Terkait luasan tanaman jeruk di Kabupaten Sambas yang dikenal sentra jeruk di Kalbar tersebut hingga 2020 sudah sudah mencapai luas panen 5.571 hektare dengan luas produksi 115.275 ton dan produktivitas 20,69 ton per hektare.
Sedangkan untuk luas panen di Kalbar sendiri hingga 2020 untuk tanaman jeruk mencapai 6.215 hektare dengan luasan produksi 133.383 ton dan produktivitas 21,46 ton per hektare,” katanya.
“Pada 2020 mengalami penurunan produksi. Penyebabnya karena ada sebagian tanaman jeruk yang sudah kurang produksinya dan ada juga teknik pembiaran atau tidak dirawat intensif pada saat harga jeruk murah. sehingga tidak berbuah,” sebutnya.
Dinas Pertanian TPH Kalbar Kalbar sendiri menurutnya telah memiliki instalasi Citrus Centre yang ada di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas. Citrus Centre tersebut memiliki luas 1,4 hektare, dengan populasi 700 batang. Tanaman jeruk saat ini sudah berumur 2 tahun dan sudah menerapkan teknologi Bujangseta secara mandiri.
“Kehadiran Citrus Centre ini diharapkan dapat menjadi tempat pembelajaran bagi petani jeruk yang ada di Kabupaten Sambas dan Kalbar umumnya,” harap dia.
Baca juga: Daniel soroti penyebaran hoaks penyuntikan jeruk Sambas
Baca juga: Petani jeruk di Tebas laporkan akun medsos
Baca juga: Kementan batal pangkas bantuan program hortikultura Sambas
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021