Harga komoditas daging sapi di Pasar Flamboyan Pontianak menjelang satu hari sebelum Ramadan masih stabil atau tidak ada gejolak harga yang berarti.

"Untuk saat ini menjelang Ramadhan masih stabil, hanya ada kenaikan sedikit tapi terkadang turun. Daging sapi beku masih Rp90.000-Rp100.000, sedangkan yang segar normalnya Rp125.000 sekarang menjadi Rp130.000. Hanya untuk tulang saja yang mengalami kenaikan signifikan biasanya Rp80.000-Rp100.000 menjadi Rp130.000," kata pedagang daging sapi di Flamboyan, Rahman, di Pontianak, Senin.

Ia menambahkan bahwa pembeli daging sapi menjelang Ramadhan mengalami kenaikan 70 persen dari biasanya.

"Hari biasanya hanya tiga ekor sapi sekitar 300 kilogram, menjelang Ramadhan mengalami kenaikan sekitar 70 persen. Tingkat pembeli ramai H-2 dibanding H-1 dari mulai jam 2 subuh," katanya.

Selain daging sapi, menurut dia, harga daging ayam juga terbilang stabil menjelang Ramadhan.

"Harga ayam menjelang Ramadhan masih stabil dari biasanya, biasanya Rp28.000 sekarang juga masih tetap sama," kata penjual ayam di Pasar Flamboyan, Yuli.

Sementara harga sayuran dari mulai cabai, bawang merah, dan kentang juga tidak ada kenaikan yang signifikan.

"Sayuran masih tetap sama seperti biasanya, cabai Rp75.000-Rp120.000, kentang Rp14.000-Rp16.000, dan bawang merah Rp28.000-Rp35.000. Harga stabil karena di Jawa panen raya jadi di sini juga stabil, bawang impor juga banyak masuk jadi tidak bisa tinggi," kata pedagang sayuran di Pasar Flamboyan, Marianto.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muhammad Munsif mengatakan,  saat ini ketersediaan beras di Kalbar masih mencukupi meski dari sisi produksi masih kurang.

"Menurut data kami, ketersediaan beras mencukupi meskipun produksi beras masih kurang. Kami sarankan agar setiap kabupaten memperluas lahan tanam atau memberikan bantuan pupuk dan benih unggul demi meningkatkan produksi pangan di Kalbar," kata dia,

Munsif mengatakan, dari beberapa pangan yang sedang menarik perhatian atau prioritas saat ini adalah beras selain cabai.

Dia menambahkan, sesuai dengan hasil rapat di biro ekonomi dengan beberapa dinas terkait sepakat membahas mengenai suatu data ketersediaan pangan khususnya beras.

"Kita sepakat bahwa dari Dinas Pertanian, Biro Pusat Statistik (BPS), Perdagangan, Bulog, dan beberapa dinas terkait, merilis satu data mengenai ketersediaan pangan khususnya beras, ketersediaan itu sendiri merupakan gabungan antara data produksi yang mencerminkan produksi padi yang ditanam dengan data pasokan beras, yang berasal dari luar Kalbar,"katanya.

Dia mengatakan, bahwa dalam rapat tersebut terpantau data mengenai ketersediaan pangan justru lebih besar dari data produksi.

"Bicara mengenai produksi perlu dan pentingnya disini membicarakan ketersediaan karena data ketersediaan itu merupakan penjumlahan antara data produksi ditambah pasokan," kata dia.
 

Pewarta: Dedi / Tim Magang Untan Pontianak, Yunita

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021