Penajam Paser Utara (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, menjamin harga bahan pangan di daerah yang dikenal Benuo Taka itu stabil atau terkendali jelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Stok bahan pangan yang tersedia di pasaran cukup dengan harga terkendali jelang Natal dan Tahun Baru 2025," ujar Penjabat Bupati Penajam Paser Utara Muhammad Zainal Arifin di Penajam, Selasa.
Berdasarkan hasil pantauan di sejumlah pasar tradisional ketersediaan sejumlah bahan pangan mencukupi lanjut dia, dan seluruh harga barang kebutuhan pokok masih dalam keadaan stabil.
Komoditas bahan pangan tersebut mulai dari daging sapi dengan harga Rp95.000 per kilogram, bawang merah Rp37.000 per kilogram, bawang putih Rp42.000 per kilogram, telur Rp57.000 per kilogram, gula pasir Rp20.000 per kilogram, dan beras Rp78.000 per kilogram.
"Dan stok sejumlah komoditi pangan lainnya terpantau di pasaran cukup dan harga stabil, serta terjamin hingga usai perayaan natal dan tahun baru," jelasnya.
Kendati sejumlah komoditas bahan pangan didatangkan dari luar daerah pengiriman tidak mengalami keterlambatan, lanjut dia, sehingga pasokan dari lokal maupun luar daerah mencukupi.
Menjelang hari besar keagamaan dan tahun baru biasanya harga bahan pangan di pasaran bakal mengalami kenaikan, tetapi didasari oleh pasokan kurang dan permintaan konsumen tinggi.
Dengan kondisi hasil pantauan yang secara rutin dilakukan, menurut dia, dipastikan harga bahan pangan juga tidak bakal mengalami kenaikan berarti atau signifikan.
"Tim akan terus pantau secara rutin bahan pangan di pasaran untuk pastikan stok tersedia dan harga terkendali," ucapnya lagi.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara juga menggelar operasi pasar murah di empat wilayah kecamatan sebagai intervensi agar tidak ada kenaikan harga, dan masyarakat tetap mendapatkan bahan pangan dengan harga yang sesuai harga eceran tertinggi (HET).
"Pemerintah kabupaten rutin melakukan pantauan terhadap ketersediaan komoditi bahan pangan yang sangat mempengaruhi inflasi daerah", demikian Zainal Arifin.