Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunbak) Provinsi Kalbar, M. Munsif mendukung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama sejumlah konsorsium seperti ICCO yang menyasar petani lada dengan sentuhan digital dalam berbagai aspek mulai budidaya hingga pasar.
"Kemendagri - ICCO yang menyasar petani lada Kalbar dengan sentuhan digital dalam berbagai hal tentu sangat kita dukung. Sentuhan digital melalui aplikasi Spiceup kami menilai sangat baik," ujarnya saat membuka acara koordinasi dan demo aplikasi Spicup di Kantor Disbunnak Kalbar di Pontianak, Jumat.
Ia menilai dengan era yang sudah mengandalkan digital, petani termasuk petani lada harus sudah mulai mengenal, beradaptasi dan memanfaatkannya.
"Sekarang sudah zamannya mengandalkan teknologi. Aplikasi Spiceup sebuah jawaban atau solusi bagi petani di Kalbar dalam mengembangkan diri. Sehingga tidak tergantung dengan pemerintah," jelasnya.
Menarik, menurutnya dalam aplikasi tersebut petani akan dipertemukan dengan pembeli. Sehingga akses pasar atau jaringan semakin luas.
"Sinergi dalam sub sektor perkebunan dan ekonomi melalui Spiceup diharapkan bisa menjadi motor dan inovasi untuk memajukan petani. Kami minta pemerintah daerah untuk mengawal ini agar sesuai harapan," katanya.
Terkait sentra lada di Kalbar menurutnya sebagian besar di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sanggau.
"Daerah menjadi sentra perbatasan karena akses pasar dekat dengan negara tetangga, Sarawak, Malaysia. Komoditas lada menjadi satu di antara unggulan Kalbar. Pemerintah provisi terus melakukan pendampingan kepada petani sehingga terus meningkatkan kesejahteraan petani," jelasnya.
Sementara itu, Pusat Fasilitas Kerjasama, Setjen Kemendagri, Rico E Estrada mengatakan hadirnya Spiceup untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas rempah - rempah terutama lada agar memenuhi standar ekspor.
"Melalui Spiceup petani lada mendapat akses pengetahuan disesuaikan menurut kondisi kebun. Sehingga budidaya lada jadi efisien," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Kemendagri - ICCO yang menyasar petani lada Kalbar dengan sentuhan digital dalam berbagai hal tentu sangat kita dukung. Sentuhan digital melalui aplikasi Spiceup kami menilai sangat baik," ujarnya saat membuka acara koordinasi dan demo aplikasi Spicup di Kantor Disbunnak Kalbar di Pontianak, Jumat.
Ia menilai dengan era yang sudah mengandalkan digital, petani termasuk petani lada harus sudah mulai mengenal, beradaptasi dan memanfaatkannya.
"Sekarang sudah zamannya mengandalkan teknologi. Aplikasi Spiceup sebuah jawaban atau solusi bagi petani di Kalbar dalam mengembangkan diri. Sehingga tidak tergantung dengan pemerintah," jelasnya.
Menarik, menurutnya dalam aplikasi tersebut petani akan dipertemukan dengan pembeli. Sehingga akses pasar atau jaringan semakin luas.
"Sinergi dalam sub sektor perkebunan dan ekonomi melalui Spiceup diharapkan bisa menjadi motor dan inovasi untuk memajukan petani. Kami minta pemerintah daerah untuk mengawal ini agar sesuai harapan," katanya.
Terkait sentra lada di Kalbar menurutnya sebagian besar di wilayah perbatasan seperti di Kabupaten Sambas, Bengkayang dan Sanggau.
"Daerah menjadi sentra perbatasan karena akses pasar dekat dengan negara tetangga, Sarawak, Malaysia. Komoditas lada menjadi satu di antara unggulan Kalbar. Pemerintah provisi terus melakukan pendampingan kepada petani sehingga terus meningkatkan kesejahteraan petani," jelasnya.
Sementara itu, Pusat Fasilitas Kerjasama, Setjen Kemendagri, Rico E Estrada mengatakan hadirnya Spiceup untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas rempah - rempah terutama lada agar memenuhi standar ekspor.
"Melalui Spiceup petani lada mendapat akses pengetahuan disesuaikan menurut kondisi kebun. Sehingga budidaya lada jadi efisien," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021