Pontianak (ANTARA) - Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalimantan Barat terus mengawal perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah itu untuk melengkapi sarana dan prasarana penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Bentuk pengawalan kami dengan langsung melakukan pengawasan di lapangan terkait kesiapan saranan dan prasarana pencegahan dan penanganan karhutla. Terbaru kami ke wilayah konsensi perusahaan Peniti Sungai Purun," ujar Kepala Disbunnak Kalbar Heronimus Hero di Pontianak, Sabtu.
Dengan pemantauan secara langsung ke perusahaan, pihaknya bisa melihat langsung sekaligus mengingatkan untuk melengkapi sarana prasarana penanganan kebakaran yang belum ada.
"Tentu untuk sarana dan prasarana tersebut juga berdasarkan Permentan Nomor 05 Tahun 2018 tentang pembukaan dan/atau pengolahan lahan perkebunan tanpa membakar dan wajib menyampaikan laporan per semester kepada Disbunak Provinsi Kalbar," kata dia.
Dalam hal pencegahan dan penanganan karhutla, pihaknya meminta kepada perusahaan agar melengkapi data melalui aplikasi Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (Siperibun).
"Kita juga meminta kepada setiap perusahaan untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang ada di perusahaan baik yang bersifat teknis maupun sosial," kata dia.
Dalam memantau sarana dan prasarana itu, Kepala Disbunnak Provinsi Kalbar Heronimus Hero melihat langsung sarana transportasi, gudang peralatan, menara api dan embung milik perusahaan. Hal itu penting ada di perusahaan sehingga dalam pemadaman kebakaran lebih maksimal.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak mengimbau masyarakat mewaspadai potensi karhutla karena terdeteksi adanya tiga titik panas di Kalbar.
"Berdasarkan data terbaru pemantauan hotspot (titik panas) di wilayah Kalbar dari 29-30 Juni 2024 terpantau terdapat tiga titik panas di Kalbar. Ketiga titik panas tersebut berada di Kabupaten Ketapang dengan dua titik dan Kabupaten Bengkayang dengan satu titik," kata Prakirawan Cuaca BMKG Supadio Pontianak Deby.