Hujan deras yang terjadi sejak Selasa (13/7) hingga Rabu membuat sejumlah lokasi di Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, dilanda banjir dan tanah longsor.
Berdasarkan pengamatan di Kecamatan Anjongan yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Kota Pontianak itu, banjir terutama terjadi di kawasan sekitar Pasar Anjongan.
Tak sedikit warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi seperti di Masjid Nurul Hidayah yang terletak di Kampung PU Desa Anjungan Dalam.
Terlihat pula barang-barang milik warga disimpan di masjid tersebut. Sementara puluhan rumah warga telah terendam banjir.
Selain banjir, curah hujan yang cukup deras juga mengakibatkan runtuhnya sebagian dari kawasan perbukitan di Kampung PU.
Menurut Yudi warga Kampung PU yang Selasa (13/7) tengah malam sedang berada di kawasan itu menunggu durian, sekitar pukul 01.00 WIB bunyi reruntuhan tanah terdengar. Kemudian menyusul pukul 06.00 WIB longsor kembali terjadi. Tak ditemukan korban pada longsor di Kampung PU hanya saja beberapa lahan perkebunan dan kolam ikan tertimpa runtuhan tanah.
Sementara Pendi, salah seorang Ketua RT mengaku baru pertama kali terjadi bencana longsor di daerah itu. "Selama 47 tahun saya tinggal di Kampung PU, sebelumnya desa kami aman-aman saja bahkan saat hujan deras sekalipun," kata dia.
Ia menduga aktivitas pengeruk batu dan tanah merah di lahan gunung yang mengakibatkan terjadinya longsor.
Pendi juga masih menghimbau masyarakat untuk tetap berjaga-jaga, karena cuaca sedang tidak stabil dan dikhawatirkan hujan akan kembali turun. Namun Pendi juga meminta warga untuk tetap tenang agar situasi tidak terlalu mecekam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Berdasarkan pengamatan di Kecamatan Anjongan yang berjarak sekitar 65 kilometer dari Kota Pontianak itu, banjir terutama terjadi di kawasan sekitar Pasar Anjongan.
Tak sedikit warga yang mengungsi ke tempat yang lebih tinggi seperti di Masjid Nurul Hidayah yang terletak di Kampung PU Desa Anjungan Dalam.
Terlihat pula barang-barang milik warga disimpan di masjid tersebut. Sementara puluhan rumah warga telah terendam banjir.
Selain banjir, curah hujan yang cukup deras juga mengakibatkan runtuhnya sebagian dari kawasan perbukitan di Kampung PU.
Menurut Yudi warga Kampung PU yang Selasa (13/7) tengah malam sedang berada di kawasan itu menunggu durian, sekitar pukul 01.00 WIB bunyi reruntuhan tanah terdengar. Kemudian menyusul pukul 06.00 WIB longsor kembali terjadi. Tak ditemukan korban pada longsor di Kampung PU hanya saja beberapa lahan perkebunan dan kolam ikan tertimpa runtuhan tanah.
Sementara Pendi, salah seorang Ketua RT mengaku baru pertama kali terjadi bencana longsor di daerah itu. "Selama 47 tahun saya tinggal di Kampung PU, sebelumnya desa kami aman-aman saja bahkan saat hujan deras sekalipun," kata dia.
Ia menduga aktivitas pengeruk batu dan tanah merah di lahan gunung yang mengakibatkan terjadinya longsor.
Pendi juga masih menghimbau masyarakat untuk tetap berjaga-jaga, karena cuaca sedang tidak stabil dan dikhawatirkan hujan akan kembali turun. Namun Pendi juga meminta warga untuk tetap tenang agar situasi tidak terlalu mecekam.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021